Selasa, 29 Oktober 2013

RAYAP DAN BENDA MISTERIUS#

RAYAP DAN BENDA MISTERIUS#


Di sebuah taman, terdapat sebuah kincir air. Di samping kincir air tersebut ada sebuah kayu lapuk yang ditempati seekor Rayap. Rayap tersebut tidak tinggal sendirian, ia tinggal bersama teman-temannya Lalat dan Nyamuk.

Pada suatu hari, saat Rayap tengah istirahat, tiba-tiba ada sebuah benda aneh jatuh menghantamnya.
“Bruummmm,,,,,!!”
“Aaaaa,,,,,!!” Teriak Rayap dengan hidung dan mata yang sudah membengkak.
“Huf-huf,, sakitnya,,” Merintih Rayap kesakitan.

Setelah ia tersadar, ada sebuah benda aneh di sampingnya. Rayap kelihatan bingung, entah dari mana dan apa nama benda aneh tersebut. Bentuknya agak bulat lonjong, dan berwarna hitam.

Tiba-tiba dari kejauhan, terdengar suara.
 “Apa yang sedang kamu lakukan Rayap? Dari tadi saya perhatikan kamu serius sekali.” Tanya Nyamuk kepada Rayap.
     Rayap hanya menunjukkan benda aneh tersebut kepada Nyamuk tanpa mnegeluarkan sepatah kata pun.
“Wah, kamu ada kiriman dari kampung ya, Rayap?”. Nyamuk mulai mendekati Rayap.
“Bagi dong,,??” Goda Nyamuk kepada Rayap

“Sssttt,,,, jangan keras-keras kalau bicara”. Ujar  Rayap secara bisik-bisik.
“Ini benda bukan kiriman dari kampung, saya sendiri juga bingung dari mana dan apa nama benda ini.” Bisik Rayap kepada Nyamuk.

“Benda ini jatuh dengan sendirinya dari langit”. Tambah Rayap lagi.
Nyamuk bingung dan bertanya-tanya dalam hati.

“Mana ada benda jatuh sendiri dari langit?”

Nyamuk tidak mendengarkan perkataan  Rayap, dengan percaya diri ia mulai mendekati benda aneh tersebut. Nyamuk mulai meneliti benda itu. Tiba-tiba Nyamuk berteriak tanpa sebab.

“Aaaaaa,,, jangan-jangan ini adalah sebuah bom”. Nyamuk melayangkan tubuhnya dan segera bersembunyi di balik sebuah daun.

“Hus,, kamu jangan sembarangan bicara”. Teriak Lalat yang baru saja mendaratkan kakinya di atas sehelai daun.

“Sudah berapa lama benda misterius ini ada disini?” Tanya Lalat kepada kedua temannya, seolah-olah ia sedang melakukan tugas introgasi.

Nyamuk hanya diam seakan tidak tahu apa-apa. Sementara Rayap dari tadi bercucuran keringat dengan lutut bergetar tak karuan. Mukanya sudah pucat tak berwarna. Ternyata setelah mendengar pernyataan Nyamuk, bahwa benda tersebut adalah sebuah bom, Rayap sangat takut, gugup dan tidak bisa bergerak, sementara ia berada dekat sekali dengan benda aneh tadi. Rayap tengah mengkhayal tak sadar.  Ia mengingat kata-kata orang tuanya sebelum mereka meninggal.

“Nak, ayah dan ibu akan ke kota untuk beberapa hari, kamu jaga rumah, jangan banyak keliaran”. Nasehat ayah Rayap kepada Rayap.
“Iya nak. Ibu akan membelikan makanan kesukaan kamu setelah pulang nanti, dan ingat, jangan lagi ketempat Semut, nanti kamu diapa-apakan selama ibu di kota”.
Semut adalah teman bermain Rayap, tapi Semut wataknya tidak baik, ia selalu iri kepada Rayap dan ingin selalu menang sendiri.

“Iya ayah, ibu tapi perginya jangan lama-lama, saya tidak berani sendiri di rumah”.
“Iya ibu tidak akan pergi lama”. Jawab Rayap dengan nada tangis.

Ibu Rayap lansung mameluk anaknya sebelum berangkat ke kota. Rayap sangat sedih melepas ayah dan ibunya. Entah mengapa Rayap sangat berat untuk membiarkan mereka pergi. Beberapa hari setelah ayah dan ibunya ke kota, Rayap mendengar cerita yang sangat panas-panasnya waktu itu, bahwa di kota telah terjadi sebuah kecelakaan yang disebabkan oleh ledakan bom. Setiap hari Rayap menangis karena tidak pernah mendengar kabar ayah dan ibunya. Setelah beberapa minggu berlalu Rayap dikagetkan dengan berita bahwa ayah dan ibunya termasuk korban ledakan bom tersebut. Sejak saat itu Rayap hidup sebantang kara. Ia memutuskan untuk meninggalkan rumah dan mencari tempat tinggal baru, semua  dilakukannya agar ia tidak terlalu mengenang kenangan bersama orang tuanya.

Setelah berkelana entah berapa lama, tiba-tiba pada suatu hari Rayap tersadar berada di sebuah tempat, dimana di tempat itu sangat kotor dan bau. Ternyata ia di temukan oleh Lalat tak sadarkan diri di depan tong sampah. Rayap sangat terkejut dan merasa takut setelah melihat Lalat menghampirinya.

“Akhirnya kamu telah sadar, saya kira kamu telah mati”. Ucap Lalat dengan nada tegas.
Rayap hanya tersenyum getir.
“Mmm,, ka,,ka,, kalau bo,,boleh tahu, saya ada di,, di,, mana se,,sekarang?” Tanya Rayap kepada Lalat dengan nada getar, ditambah dengan mimik yang sangat pucat.
“Hahaahaaha,,, kenapa kamu bicara seperti itu, saya tidak akan menyakiti kamu.” Tertawa Lalat mendengar nada bicara Rayap.

Rayap hanya menunduk malu sambil tersenyum mengingat nada bicaranya sendiri. Tiba-tiba datang seekor Nyamuk dengan membawa sebuah makanan untuk mereka.
“Eh tamu kita dari kampung sudah sadar ya?” Ngeledek Nyamuk kepada Rayap, tapi ia hanya bercanda.
“Nyamuk, kamu jangan bicara seperti itu!” Bentak Lalat kepada Nyamuk.
“Hehe,, maaf, saya hanya bercanda”. Senyum Nyamuk kepada Lalat dan Rayap.

Beberapa saat mereka hanya saling melirik-lirik, tiba-tiba Nyamuk mengeluarkan hiburan andalannya, yaitu dengan bernyanyi, membuat suasana yang tadinya tegang sekarang menjadi santai dan penuh canda tawa. Sejak saat itulah mereka mulai menjalin hubungan persahabatan sampai mereka pindah di dekat kincir air yang ada di sebuah taman.

Tiba-tiba Rayap dikagetkan dengan pancuran air dari kincir. Rayap berlari sekuat tenaga tak tentu arah, traumanya dengan musibah yang menimpa ayah dan ibunya kembali ia ingat dengan kehadiran benda aneh dan misterius ini.

“Ayah,,, ibuuu,,,, jangan pergiiii,,,,”, teriak Rayap sambil meronta tak karuan.

Lalat dan Nyamuk kaget. Mereka hanya terdiam penuh tanya menyaksikan Rayap berteriak.
   
“Lariiiii,,,,”. Teriak Rayap mengagetkan Lalat dan Nyamuk. Mereka spontan berlari tak tentu arah.
 “Huf-huf,,,”.
Rayap dengan langkahnya yang dipaksa cepat menuju tempat persembunyiannya seakan tak bernafas. Segala khayalan tentang kehancuran telah terbayang di benak Rayap, seakan ia berada di tengah perang, semburan api meriam bagaikan petir yang menyambar  langit, asap dimana-mana, anak panah melayang kemana-mana, ditambah teriakan dan tangisan tak karuan, langkah kaki kuda sang pemimpin perang bagaikan detak jantungnya yang hampir copot. 
   
Rayap kebanyakan mengkhyal akhirnya biar batang kayu di depannya tidak ia lihat dan lansung menghantamkan mukanya, membuat lamunannya lenyap seketika, hanyalah kunang-kunang yang ia lihat menari-nari di atas kepalanya.

“Brummm,,,,,,,,”,
“Ngeekk,, aduh mukaku hancur”. Ucap Rayap penuh sesal.

Mereka berlari karena melihat benda aneh tersebut bergerak, mereka mengira akan terjadi sebuah ledakan, tapi ternyata benda itu bergeser karena dikena pancuran air dari kincir.
Sebelum menyadari yang sebenarnya terjadi, mereka menundukkan kepala dengan kedua telinga tertutup, tapi anehnya, setelah beberapa saat tidak terjadi apa-apa.  Mereka kelihatan bingung dengan nafas sejenak ditahan. Mereka hanya saling berpandanagn sambil tersenyum. Setelah keadaan hening dengan percaya dirinya Nyamuk mengubah suasana yang tadinya tegang menjadi ramai dengan mengeluarkan keahliannya dengan membawa sebuah lagu, suasanapun kembali tenang seperti semula.

Malam pun mulai tiba, suasana yang tadinya ribut tak karuan seakan lenyap ditelan gelapnya malam. Suasana panas seakan mundur sebelum memulai perdebatan dengan suara percik air yang hanya didengar saja terasa sejuk. Suasana seperti inilah yang selalu Rayap dan teman-temannya rasakan, ditambah suara jangkrik yang sangat mencirikan suasana malam yang sangat tenang. Dari kejauhan nampak Rayap duduk bagaikan hawa semedi yang sedang melakukan pertapaan. Ia duduk menghadap benda aneh yang dikiranya sebuah bom, Rayap berpikir bagaikan orang yang akan segera menghadapi ujian akhir sekolah.

“Sebenarnya benda apakah ini, mengapa ia bisa sampai di tempatnya?” Pikir Rayap dalam-dalam.

Tapi Rayap hanya pada saat itu merasa bingung. Setelah beberapa hari berlalu, keadaan kembali berjalan sebagaimana biasanya. Tiba-tiba, pada suatu hari, saat Rayap melintas di samping benda tersebut, ia kembali melihat dan memperhatikan benda itu.

“(Rayap diam tak bergerak)”, ia hanya memandangi benda aneh tadi. Setelah itu Rayap kembali histeris.
“Aaaa,,,,,, tolong-tolong,,”. Teriak Rayap tiba-tiba.

Lalat dan Nyamuk kaget, dan berhamburan keluar menuju dimana Rayap berada.
“Rayap, apa yang terjadi?” Tanya Lalat kepada Rayap.

Rayap mulai menjelaskan apa yang telah ia saksikan. Ternyata benda aneh tersebut sudah agak retak. Mereka mulai mendekati benda itu, namun tidak ada sesuatu yang terjadi.

Setelah lama berlalu benda tersebut mulai menampakkan sesuatu yang aneh. Dari bawah benda itu keluar sesuatu yang mirip dengan akar. Sejak saat itulah Rayap bertekad untuk menjaganya. Tapi, ternyata di sisi lain ada seekor Semut yang sudah lama memperhatikan benda tersebut. Ternyata ia adalah Semut yang selalu iri kepada Rayap. Niat jahatnya pun mulai ia susun dengan meminta bantuan teman-temannya. Setelah rencananya telah ia susun serapi mungkin, ia pun mulai menjalankan rencananya.
Pada suatu malam, pada saat Rayap tengah tidur pulas, Semut menjalankan rencananya.

“Sssttt,,, jangan kebanyakan ngomong, ayo segera bergegas”. Terdengar suara rebut-ribut dari arah benda aneh milik Rayap.

Rayap sempat terbangun, tapi ia kembali tidur karena ia kira hanya sedang bermimpi. Pagi harinya, Rayap histeris menyaksikan benda anehnya hanyalah tinggal landasanya yang ada. Ternyata suara yang didengarnya tadi malam bukanlah mimpi. Rayap segera menghubungi teman-temannya.

Mereka mulai melakukan diskusi. Rapat dimulai, dipimpin oleh komandan Lalat. Pembahasannya di bahas dengan seresmi mungkin. Seakan proyek ini benar-benar harus di susun dengan sangat teliti agar hasilnya dapat memuaskan.

“Saudara-saudara, kita akan melakukan suatu penyelidikan, ini ada kaitannya dengan saudara Rayap.” Ujar Lalat dengan penuh wibawa.

“Yee-yee,,,!!” semuanya gempar bersorak bersama.

“Tenang-tenang saudara-saudara, saya belum selesai bicara.” Potong Lalat lagi.
Semuanya diam dan patuh kepada Lalat.

“Saudara-saudara, sehubungan dengan menghilangnya benda aneh milik Rayap, kita akan turut membantunya untuk mencari agar dapat mudah untuk menemukannya dan kegiatan ini tentunya membutuhkan persatuan dari kita semua.” Pidato panjang lebar Lalat.

Semua bersorak setuju, seakan perang akan segera dimulai dengan jumlah pasukan sekian banyaknya, padahal mereka hanya berjumlah tiga ekor.

“Sebelum kita bergerak, jangan lupa membawa bekal masing-masing karena ini merupakan misi yang resmi.” Tambah Lalat lagi.
(Nyamuk dan Rayap mengangguk pasti)

Siang harinya, misi pun dilaksanakan. Lalat memimpin di depan. Rayap ditugaskan melaksanakan misinya di darat, sedangkan Nyamuk ditugaskan melaksanakan misinya di udara. Hari semakin jauh melangkah, hanya langkah kaki Rayap yang tidak pernah jauh melangkah sementara Nyamuk hanya berputar-putar, komandan Lalat menunggu bodoh. Sejak tadi belum ada juga laporan dari kedua detektif yang ditugaskan, Lalat semakin tidak tenang.

Tiba-tiba ada laporan dari agen Rayap, bahwa ia menemukan sebuah jejak.

“Lapor komandan, saya menemukan ini di tempat saya bertugas.” Lapor agen Rayap sambil menunjukkan potongan makanan kepada komandan Lalat.

‘Kerja bagus agen Rayap, misi ini pasti akan berjalan sesuai dengan yang direncanakan.” Ujar Lalat penuh percaya diri sambil meneliti potongan makanan tersebut.

“Dimana kamu menemukan barang ini agen Rayap?” Tanya komandan Lalat kepada agen Rayap.

“Tidak jauh dari balik batu di samping kanan kincir  air komandan.” Jawab agen Rayap.

“Baiklah, sepertinya kita akan segera menemukan pelakunya.” Ujar komandan Lalat.

“Agen Nyamuk-agen Nyamuk, diharapakan segera kembali ke markas. ganti.” Ucap komandan Lalat seakan menggunakan alat komunikasi ala militer.

“Baik, akan segera dilaksanakan.” Jawab agen Nyamuk dari udara dan ternyata tidak berada jauh tepat di atas dimana Lalat dan Rayap berada.

Setelah mereka berkumpul di markas, mereka mulai membahas langkah selanjutnya, karena sasaran sudah ditebak-tebak. Setelah itu mereka mulai melanjutkan rencana mereka. Setelah disaksikan tebakan mereka tidak meleset, dari balik batu terlihat sekelompok kecil semut sedang mengerumuni benda aneh milik Rayap. Mereka dipimpin oleh seekor semut yang agak lebih besar yang tidak lain adalah semut yang selalu iri dengan Rayap. Pada saat itu juga komandan Lalat membagi tugas kepada agen-agennya yaitu Nyamuk dan Rayap. Pada saat bersamaan mereka muncul dan mengagetkan kerumunan semut yang tengah menggiring benda aneh milik Rayap, untuk dibawa ke sarang mereka.

“Angkat tangan dan hentikan pekerjaan kalian.”Spontan komandan Lalat menodongkan senjata kearah pimpinan semut. Para semut sangat kaget dan spontan menghentikan aktifitas mereka.

“Kalian ditahan atas tindakan pencurian, ini sangat melanggar hukum.” Ucap komandan Lalat mengancam.

Tanpa basa basi mereka lansung memborgol para semut. Sementara itu, komandan Lalat menghubungi pihak yang berwajib.

“Selamat siang menjelang sore, Sir. Ini dari komandan Lalat melaporkan, bahwa di tempat tidak jauh dari kediaman agen Rayap ada sebuah kasus dan semua telah dituntaskan. Saya harap anda akan segera mengirimkan bantuan agar tersangka dapat dikualifikasi ke pusat.” Lapor komandan Lalat kepada pihak berwajib.

“Baik, kami akan segera mengirim bantuan. Lima menit bantuan akan segera tiba di lokasi. Terima kasih atas informasinya, pak.” Terdengar jawaban dari pihak berwajib.

Di tengah Rayap sedang bergembira, telah  menemukan benda aneh miliknya dan para semut saling menyalahkan, tiba-tiba dari jauh terdengar suara gemuruh bagaikan pesawat yang tidak lain adalah kerumunan Lebah sebagai pihak yang berwajib. Para semut pun segera dibawa oleh para Lebah untuk dikualifikasi. Lalat, Nyamuk dan Rayap kembali ke tempat tinggal mereka.

Malam pun tiba, Rayap sengaja menyiapkan makanan untuk rekan-rekannya yang telah membantunya menemukan benda aneh miliknya. Malam pun berlalu dengan penuh riang gembira diiringi nyanyian Nyamuk yang menjadi hiburan mereka. Rayap sangat bangga mempunyai teman-teman seperti Nyamuk dan Lalat walaupun mereka berbeda bentuk dan latar.

Setelah beberapa waktu berlalu, benda aneh milik Rayap tersebut telah berubah menjadi sebuah tumbuhan yang besar dan berbunga indah bagaikan matahari. Suasana tempat tinggal Rayap semakin indah dengan kehadiran benda aneh tersebut yang tidak lain adalah biji bunga matahari yang telah tumbuh menjadi sosok indah yang tidak aneh lagi bagi Rayap dan teman-temannya.



Tamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar