Nur Hikma
Jumat, 28 Agustus 2015
Puisi kenangan perpisahan waktu KKN Nusantara II di Desa Bungi Kec. Mawasangka Timur Kab. Buteng.
Perpisahan Oleh: Nur Hikma
Entah bagaimana aku bisa melihatmu
Aku tak akan memintamu kembali
Sebab hujan hanya menyisakan pelangi
Sekejap lalu pergi,
Dan tak sempat menjadi cerita yang bisa ku abadikan Sekiranya aku minta,
Barangkali kau tidak keberatan untuk
Hanya mengingat Sekedar untuk merindukanku sejenak
Sebab asin laut terlanjur menjadi air mata
Yang akan merindukanmu Sepanjang pesisir pantai kenangan
Kalau misalnya isyarat ini kau terjemahkan
Sepasang senyumku kan terhambur
Sambil ku bersorak pelan
Janganlah kau beri lambaian tanganmu
Sebagai salam perpisahan
Walaupun kepergian selalu lebih dingin
Dari kebisuan
Bungi, 19 Februari 2015

Nur Hikma
SEPENGGAL PESANKU
Kalau misalnya bisa ku sarankan
Janganlah sesekali kau menjadi sajak
Sebab ia
Tidak pernah sungguh-sungguh mencintai
Sampai baris terakhir Entah nanti,
Kepergian yang tak pernah kembali
Yang tak akan pernah datang lagi
Menjadi alamat bagimu
Sungguh aku tidak akan bicara pada angin
Yang tak pernah mengenal kata tujuan
Namun bagiku Alamat kenanganmu
Akan selalu tersimpan di saku bajuku sebelah kiri
Tempat jantungku yang akan biasa memanggilmu
Minggu, 24 November 2013
Membaca Nyaring dan Membaca dalam Hati#
MEMBACA NYARING DAN MEMBACA DALAM HATI
A. Membaca Nyaring
1. Pengertian
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid,ataupun pembaca bersama-samadengan orang lain atau pendengaruntuk menangkapserta memahami informasi,pikiran,dan perasaan seorang pengarang.(Tarigan1978:23).
Dalam membaca nyaring, selain penglihatan dan ingatan,juga turut aktif auditory memory(ingatan pendengaran) dan motor memory (ingatan yang bersangkut paut dengan otot-otot kita).(Multon,197 0:15 dalam Tarigan 1979:23).
Membaca nyaring adalah sebuah pendekatan yang dapat memuaskan serta memenuhi berbagai ragam tujuan serta mengembangkan sejumlah keterampilan serta minat.Oleh karena itu, dalam mengajarkan keterampilan-keterampilan membaca nyaring, guru harus memahami proses komunikasi dua arah.Lingkaran komunikasi belumlah lengkap jika pendengar belum memberi tanggapan secukupnya terhadap pikiran atau perasaan yang diekspresikan oleh pembaca.Memang tanggapan tersebut mungkin hanya dalam hati, tetapi bersifat apresiatif,mempunyai nilai apresiaisi yang tinggi.(Dawson (et al) 1936:215-216).
Pembaca harus memahami aksara di atas kertas seta memproduksikan suara yang tepat dan bermakna.Membaca nyaring pada hakikatnya merupakan suatu masalah lisan atau oral matter.Oleh karena itu, dalam pengajaran bahasa asingaktivitas membaca nyaring lebih ditujukan pada pengucapan (pronounciation) daripada pemahaman (comprehension).mengingat hal tersebut, maka bahan bacaan haruslah dipilih yang mengandung isi dan bahasa yang relatif mudah dipahami.(Broughton(et al) 1978:91).
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita perhatikan bahwa kegunaan membaca nyaring sangat terbatas.sedikit orang yang dituntut membaca nyaring dalam kegiatan rutin sehari-hari, seperti penyiar radio, pembicara televisi,pengacara, atau pastor.Demikianlah, dari segi mayoritas, kegunaan atau kepentingannya memang terbatas.(Broughton (et al) 1978:92)
2. Keterampilan-keterampilan yang Dituntut Dalam Membaca Nyaring
Dalam pembahasan sebelumnya telah dikemukakan bahwa membaca nyaring menuntut berbagai keterampilan.Daftar keterampilan berikut ini sangat menolong para guru dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam membaca nyaring.(Tarigan 2008:25).
Kelas I:
1) Mempergunakan ucapan yang tepat;
2) Mempergunakan frasa yang tepat(bukan kata demi kata);
3) Mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah terpahami;
4) Memiliki perawakan dan sikap yang baikserta merawat buku dengan baik;
5) Menguasai tanda-tanda baca sederhana seperti:
titik(.)
koma(,)
tanda tanya(?)
tanda seru(!).
Kelas II:
1) Membaca dengan terang dan jelas;
2) Membaca dengan penuh perasaan,ekspresi;
3) Membaca tanpa tertegun-tegun,tanpa terbata-bata,
Kelas III:
1) Membaca dengan penuh perasaan,ekspresi;
2) Mengerti serta memahami bahan bacaan.
Kelas IV:
1) Memahami bacaan pada tingkay dasar;
2) Kecepatan mata dan suara:tiga patah kata dalam satu detik.
Kelas V:
1) Membaca dengan pemahamn dan perasaan;
2) Aneka kecepatanmembaca nyaring bergantung pada bahan bacaan;
3) Dapat membaca tanpa terus menerus melihat pada bahan bacaan.
Kelas VI:
1) Membaca nyaring dengan perasaan atau ekspresi;
2) Membaca dengan penuh kepercayaan (pada diri sendiri) dan mempergunakan frase atau susunan kata yamg tepat.(Barbe and Abbot 1975:156-167;Dawson (et al) 1936;216).
3. Peningkatan Keterampilan-keterampilan Dalam Membaca Nyaring
Pembaca nyaring yang baik biasanya ingin sekali agar pendengarnya memahami apa yang ia sampaikan.Oleh sebab itu, pembaca hendaklah mengetahui keinginan serta kebutuhan pendangarnya,serta menginterpretasikan bahan bacaan secara tepat.(Tarigan 2008:27).
Agar dapat membaca nyaring dengan baik, pembaca haruslah menguasai keterampilan-keterampilan persepsi(Penglihatan dan daya tanggap) sehingga dia mengenal dan memahami kata-kata dengan cepat.Yang sama pentingnya dengan hal ini adalah kemampuan mengelompokkan kata-kata ke dalam kesatuan-kesatuan pikiran serta membacanya dengan baik dan lancar.Untuk membantu para pendengar menangkap serta memahami maksud pengarang , pembaca biasanya menggunakan berbagai cara, antara lain:
1) Dia menyoroti ide-ide baru dengan mempergunakan penekanan yang jelas;
2) Dia menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide lainnya;
3) Dia menerangkan kesatuan kata-kesatuan kata-kata yang tepat dan baik;
4) Menghubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suaranya agar tinggi sampai akhir dan tujuan tercapai;
5) Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik dan tepat.
Kebanyakan guru dapat memahami hal di atas.Namun sayang, kebanyakan membaca nyaring di dalam kelas terarah pada stu tujuan penilaian.Sebagai tambahan, terdapat suatu penekanan pada kecepatan sebagai suatu indikasi atau petunjuk pertumbuhan sang anak.Tidak mengherankan apabila sedikit sekali kegiatan membaca nyaring yang baik dan menarik.
Keterampilan membaca nyaring akan berkembang secara wajar, secara alamiahdalam membaca drama.Membaca drama menambah sejumlah nilai pada pembaca, antara lain:
1) Memperoleh kesenangan dalam dramatisasi yang terlihat pada pemupukan keyakinan anak-anak sehari-hari;
2) Memperkaya daya khayal, imajinasi dalam membaca fiksi;
3) Menanamkan disiplinyang tidak terdapat pada jenis-jenis membaca lainnya;
4) Mempertiggi pemahaman, pengembangan kosa kata,membaca frase/paragraf,ekspresi/perasaan,serta keterampilan-keterampilan berbicara secara umum.(Tarigan 1978:28).
Membaca drama menuntut pembaca memadukan antara bahasa verbak dan non verbal, menjiwai dan menghadirkan dirinya pada teks, siap siaga dengan kalimat berikutnya dan tanggap dengan respon selanjutnya.Anak tidak akan mampu menyampaikan maksud teks dengan tepat bila ia tidak memahami maksud teks tersebut.Oleh sebab itu, anak berusaha mengenali tanda-tanda yang terdapat dalam teks, menafsirkannya dengan imajinasinya.Bacaan elementer modern biasanya memuat drama-drama yang disusun untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.Akan tetapi,jangan dilupa bahwa anak-anak membutuhkan pengalaman lebih banyak dengan bacaan.(Anderson 1972:98-99)
B. Membaca Dalam Hati
1. Hakikat Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati pada dasarnya adalah membaca dengan mempergunakan ingatan visual(visual memory), melibatkan pengaktifan mata dan ingatan.
Tujuan utama membaca dalam hati (silent reading)adalah untuk memperoleh informasi.(Tarigan 2008:30).
Latihan membaca dalam hati harus dimulai sejak anak-anak bisa membaca sendiri.Pada tahap ini anak-anak harus diberikan bacaan tambahan, yang penekanannya diarahkan pada keterampilan menguasai bahan bacaan,memahami ide-ide dengan usahanya sendiri.
Tarigan dalam Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, mengemukakan bahwa membaca dalam hati merupakan kunci bagi semua ilmu pengetahuan.
Bila seseorang dapat membentuk knsep-konsep serta sikap-sikap pribadi, hal itu berarti dia telah memperluas kesatuan-kesatuan pikirannya serta memperoleh dasar pendapat.Dia akan menguasai cerita-cerita dan uraian-uraian sebagai suatu keseluruhan yang dalam kegiatan membaca nyaring kini hanya dapat memahami fragmen-fragmen yang lepas-lepas saja.Pada membaca dalam hati ini, anak mencapai kecepatan dalam pemahaman frase-frase, memperkaya kosa katanya,dan memperoleh keuntungandalam hal keakraban dengan sastra yang baik.Setelah membaca dalam hati, guru dapat menyuruh murid mengutarakan apa yang telah ia baca, hal ini mempernudahkan pengujian pertumbuhan daya pemahaman apresiasi mereka.(Cole 1950:244-245).
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap anggota msyarakat akan membaca bahan-bahan sesuai dengan selera/pilihannya masing-masing, tanpa paksaan dari pihak lain.Membaca secara perseorangan menurut selera masing-masing ini disebut personalizing reading.Pengajaran membaca perseorangan atau personalized reading merupakan suatu pendekatan terhadap organisasi kelas.Berdasarkan konsep bahwa setiap anak, setiap orang harus tahu mencari sendiri,melangkah sendiri,maju sendiri,program membaca perseorangan ini merupakan suatu bagian dari program keseluruhan yang mungkin mencakup program dasar, pengajaran perorangan dan pendekatan pengalaman bahasa.(Barbe and Abbott 1975:23).
Dalam garis besarnya, membaca dalam hati dibagi atas:
1) Membaca ekstensif;
2) Membaca intensif.
C. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas.Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin.Tujuan dan tuntutan membaca ekstensif adalah untuk memahami isi bacaan yang penting-penting dengan cepat sehingga dengan demikaianmembaca secara efesien dapat terlaksana.(Tarigan 2008:32)
Membaca ekstensif meliputi:
1) membaca survey (survey reading);
2) membaca skilas (skimming);
3) membaca dangkal (superficial reading).
1. Membaca Survey
Membaca survey merupakan kegiatan meneliti terlebih dahulu apa yang akan kita telaah/baca.Kita menyurvey bahan bacaan yang akan kita pelajari, yang akan kita telaah , dengan jalan:
a) memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku;
b) melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku yang bersangkutan.
c) memeriksa, meneliti bagan, skema,out line buku yang bersangkutan..(Tarigan 2008:33)
2. Membaca Sekilas
Membaca sekilasatau skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi.(Tarigan 1978:33)
Tujuan membaca sekilas adalah sebagai berikit:
a) untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku atau artikel, tulisan singkat;
b) untuk menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan;
c) untuk menemukan/menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan.(Albert (et al) 1961:30).
3. Membaca Dangkal
Membaca dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bacaan.Membaca dangkal biasanya dilakukan apabila kita membaca untuk kesenangan di waktu senggang; misalnya novel ringan, cerita pendekdan sebagainya.Dalam membaca, seperti halnya membaca karya ilmiah, dapat dilakukan dengan santai tetapi menyenangkan.(Broughton (et al) 1978:92).
Kita telah membahas membaca tiga jenis membaca yang termasuk ke dalam membaca ekstensif.
Membaca ekstensif ini biasanya dilakukan di luar kelas;tugas-tugas diberikan oleh guru beberapa kali secara teratur, dan di dalam kelas diperlukan sekelumit waktu untuk mengecek atau memeriksa apakah para pelajar mengerti ciri-ciri utama berita tersebut.(Brooks 1964:173).
D. Membaca Intensif
Membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama, telaah teliti, dan penangan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Kuesioner,latihan pola-pola kalimat,latihan kosa kata,telaah kata-kata,dikte,dan diskusi umum merupakan bagian dan teknik membaca intensif.Teks-teks bacaan yang benar-benar sesuai dengan maksud ini harus dipilih oleh guru, baik dari segi bentuk maupun isinya.Para pelajar atau mahasiswa yang berhasil pada tahap ini secara langsung akan berhuungan dengan kualitas serta keserasian pilihan bahan bacaan tersebut.(Brooks 1964:172-173).
Membaca intensif terbagi atas:
1) Membaca telaah isi (content study reading);
2) Membaca telaah bahasa (linguistic study reading).(Tarigan 1978:37).
Tujuan membaca intensif ini adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumen-argumen yang logis,urutan-urutan retoris atau pola-pola teks, pola-pola simbolisnya;nada-nada tambahanyang bersifat emosionaldan sosial, pola-pola sikap dan tujuan sang pengarang, dan juga sarana-sarana linguistk yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.(Tarigan 2008:37)
1. Membaca Telaah Isi
Menelaah isi suatu bacaanmenuntut ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir, serta keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bahan bacaan.
Membaca telaah isi dapat dibagi atas:
1) membaca teliti;
2) membaca pemahaman;
3) membaca kritis;
4) membaca ide.
a. Membaca Teliti
Membaca teliti ini menuntut suatu pemutaran pendidikan yang menyeluruh.Sama pentingnya dengan jenis kegiatan membaca lain, kita perlu membaca dengan teliti bahan bacaan yang kita sukai.membaca teliti ini membuthkan sejumlah keterampilan, antara lain:
1) survey yang cepat untuk memperhatiak/melihat organisasi dan pendekatan umum;
2) membaca secara seksama dan membaca ulang paragraf-paragraf untuk menemukan kalimat-kalimat judul dan perincian-perincian penting;
3) penemuan hubungan setiap paragraf dengan keseluruhan tulisan atau artikel.
1. Membaca Paragraf dengan Pengertian
Paragraf yang rapi biasanya mengandung sebuah pikiran pokok.Pikiran pokok tersebut ada yang diletakkan di awal paragraf dan ada pula yang diletakkan di akhir atau di tengah paragraf.Oleh sebab itu,kita perlu mengenali pikiran pokok tersebut serta melihat bagaiman caranya paragraf mengembangkan pikiran tersebut.
Perlu diketahui bahwa terdapat sejumlah cara untuk mengembangkan pikiran pokok suatu paragraf, antar lain:
a) dengan mengemukakan alasan-alasan;
b) dengan mengutarakan perincian-perincian;
c) dengan mengetngahkan satu atau lebih contoh;
d) dengan memperbandingkan mempertentangkan dua hal.(Albert (et al) 1961:35).
2. Membaca Pilihan yang lebih Panjang
Kita membaca paragraf, kita sedang mencari pokok pikiran paragraf tersebut.Apa yang dikemukakan paragraf tersebut,menunjang pengembangan pikiran pokok dalam keseluruhan bab atau artikel.
Kemampuan untuk menghubung-hubungkan paragraf-paragraf tunggal dan kelompok-kelompok paragraf dengan penggalan keseluruhantulisan sangat penting dalam membaca teliti.Begitu pula kemampuan untuk membedakan , antara paragraf-paragraf yang memuat serta menyajikan ide ide pokok atau ide-ide utama menerangkan ide-ide pada paragraf terlebih dahulu.(Albert(et al)1961:44)
3. Membuat Catatan
Siswa atau mahasiswa biasanya membuat catatan mengenai tugas-tugas bacanya.Sebagai tambahan terhadap nilai catatan-catatan itu sendiri,proses aktual pembuatan catatan tersebut akan membantu kita dalam tiga hal penting, yaitu:
a) menolong kita untuk memahami apa yang kita baca atau kita dengar;
b) membuat kita terus-menerus mencari fakta-fakta dan ide-ide penting;
c) membantu ingatan kita. Mencatat fakta-fakta serta ide-ide yang penting akan menanamkan kesan yang mendalam pada ingatan kita.
b. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman yang dimaksud di sini adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami:
1) standar-standar atu norma-norma kesastraan (literary standards);
2) resensi kritis (critical review);
3) drama tulis (printed drama);
4) pola-pola fiksi (pattrens of fiction).
1. Standar Kesastraan
Kalau beratus-ratus pembaca yang serius berbuat hal yang sama selama kurun waktu yang cukup lamasecara berkesinambungan, jelaslahbahwa di sini ada suatu yang mengandung kebenaran dan keindahan, sesuatu yang memenuhi kebutuhan umat manusia, sesuatu yang berkesinambungan memengaruhi para pembaca lama setelah pengaragnya meniggal dunia.Dalam hal serupa inilah,kesusatraan itu tercipta.
Para penulis kreatif dalam bidang-bidang fiksi, drama,puisi, biografi,autobiografi,esai popuer,dan sebagainya memiliki pengalaman yang ingin disamapikan kepada pembaca.
Sebagai seniman kreatif, pengarang sangat sensitif terhadap kekuatan dan keindahan kata-kata.Dia sadar benar akan seluk belu serta keelikannya;dia memahami anekarona konotasi kata,dia dapat dengan cepat menciptakan serangkaian impresi atau kesan yang mendalam;dia dapat memeras kata-kata sehingga menjadi suatu kekuatan;dia dapat memperluas serta mengembangkannya demi pengayaan perincian,detail dan daya pesona,dia dapat menyusun kata-kata yang penuh semangat dan hebat untuk menciptakan efek-efek yang hebat,menyusun kata-kata yang teang untuk menciptakan kedamaian serta pemikiran yang mendalam;dia merupakan seorang ahli seni sihir dalam hal sugesti;dia dapat membangkitkan imaji-imaji yang hidup yang dapat membuat tulisan atau karya yang hanya baikdan yang benar-benar mengagumkan.(Tarigan 2008:59).
Kesusatraan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, antar lain sebagai berikut:
a) puisi atau prosa;
b) fakta atai fiksi;
c) klasik atau modern;
d) subjektif atau objektif;
e) eksposisi atau normatif.
2. Resensi Kritis
Kita tidak punya banyak waktu untuk mebaca semua bahan bacaan.kita ingin menegtahui dan memerlukan informasi mengenai bahan bacaan yang sangat banyak.Resensi kritis dapat kita gunakan untuk mengetahui informasi tersebut.Rsensi kritis yang memuat tulisan singkat mengenai fiksi maupun non fiksi akan sangat membantu kita dalam mendapatkan informasi mengenai informasi terbaru dan pikiran-pikiran penulis di dunia.
Resensi juga bukan sekedar bahan referensi bagi para sarjana seperti di masa lalu.Resensi telah menjadi sarana yang sangat penting dalam dunia pendidikan.(Bachelor,Henry,and Salisbury,1951:2999;Salisbury,1955:402-403).
Demikian pentingnya resensi sebagai sarana mendapatkan informasi mengenai bahan bacaan.seorang pendidik akan sangat baik bila memiliki kekayaan wawasan dan pengetahuan yang luas mengenai bahan-bahan bacaan, bakat dan minat siswa.Salah satu cara adalah dengan membaca resensi.
3. Drama Tulis
Berkaitan dengan masalah apresiasi,masalah pengertian dan penghargaan, ada dua cara untuk menikmati sebuah drama/sandiwara.Yang pertama adalah pada tingkatan aksi primitif, dalam hal ini penontonatau pemirsa merasakan bergetar karena ketegangan,kekejaman,sehingga menimbulkan keinginanbesar untuk melihat bagimana cara itu diperankan.Yang kedua adalah tingkatan indvidual yang bersifat interpretatif, dalam hal inipembaca dapat menarik kesimpulan-kesimpulan, menvisualisasikan tokoh-tokoh, memproyeksikan akibat-akibat, serta mengadakan interpretasi-interpretasi ketika dia membaca,membawa kesempurnaan pengalamannya sendiri pada bacaan itu.(Tarigan 2008:63).
Seorang idealnya membaca drama terlebih dahulu baru kemudian pergi ke teater untuk menyaksikan pementasan drama tersebut.Dengan membaca drama tulis, seorang akan membangun konstruksi cerita dan emosi dalam pikirannya, menganalisis tokoh-tokoh dan mengabil suatu kesimpulan mengenai cerita dalam drama tersebut.orang tersebut akan melihat hal yang berbeda dari ia baca degan apa yang ia lihat di atas panggung.Hal inyang memiliki adalah pengalaman yang berbeda.Pengalaman yang memiliki nilai masing-masing dalam ukurannya sendiri.
4. Pola-pola fiksi
Fiksi adalah suatu istilah yag dipergunakan untuk membadakan uraian yang tidak bersifat historis, dengan penunjuk atau penekanan khusus pada segi sastranya.(Brooks, Purser and warren,1952:9).
Perbedaan utam antara fiksi dengan non fiksi terletakpada tujuan. Maksud dan tujuan dari cerita non fiksi adaah untuk menciptakan kembali apa yang telah terjadi secara aktual.Sementara fiksi mencoba memulai dengan mengatakan “seandainya”,memusatkan perhatian sepenuhnya pada realitas.
Kesimpulannya adalah bahwa cerita non fiksi bersifat aktualitas.Aktualitas adalah apa yang benar-benar terjadi;sedangkan realitas adalah apa-apa yang dapat terjadi.(Tarigan;1978:7-8).
a. Unsur-unsur Fiksi
Dalam penulisan fiksi perlu diperhatikan prinsip-prinsip serta masakah-masalah berikut ini:
1) permulaan dan eksposisi (beginning and exposition);
2) pemeriaan dan latar (description and setting);
3) suasana (atmosphere);
4) pilihan dan saran (selection and suggetion);
5) saat penting (key moment);
6) puncak,klimaks (climx);
7) pertentangan, konflik (conflict);
8) rintangan , komplikasi (comlication);
9) pola atau model (pattern or design);
10) kesudahan;kesimpulan (denoument);
11) tokoh dan aksi (character and actionI);
12) pusat minat (focus of interest);
13) Pusat tokoh (focis of c9haracter);
14) pusat narasi (focus of naration);
15) jarak (distance);
16) skala (scale);
17) langkah (pace);(Brook and Warren, 1959:644-8,dalam Tarigan 2008 :78-8).
Khusus bagi suatu cerita pendek yang lengkap,maka unsur-unsur di bawah ini harus dimiliki:
1) tema (theeme);
2) plot, perangkap atau konflik dramatik;
3) pelukisan watak (character deleneation);
4) ketegangan dan pembayangan (suspace and foreshadowing);
5) kesegaran dan suasana (immedicy and atmosphere);
6) point of veiw;
7) fokus terbatas dan kesatan (liited fokus and unity).(Lubis,1960:14 dalam Tarigan 2008:78).
A. Membaca Nyaring
1. Pengertian
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid,ataupun pembaca bersama-samadengan orang lain atau pendengaruntuk menangkapserta memahami informasi,pikiran,dan perasaan seorang pengarang.(Tarigan1978:23).
Dalam membaca nyaring, selain penglihatan dan ingatan,juga turut aktif auditory memory(ingatan pendengaran) dan motor memory (ingatan yang bersangkut paut dengan otot-otot kita).(Multon,197 0:15 dalam Tarigan 1979:23).
Membaca nyaring adalah sebuah pendekatan yang dapat memuaskan serta memenuhi berbagai ragam tujuan serta mengembangkan sejumlah keterampilan serta minat.Oleh karena itu, dalam mengajarkan keterampilan-keterampilan membaca nyaring, guru harus memahami proses komunikasi dua arah.Lingkaran komunikasi belumlah lengkap jika pendengar belum memberi tanggapan secukupnya terhadap pikiran atau perasaan yang diekspresikan oleh pembaca.Memang tanggapan tersebut mungkin hanya dalam hati, tetapi bersifat apresiatif,mempunyai nilai apresiaisi yang tinggi.(Dawson (et al) 1936:215-216).
Pembaca harus memahami aksara di atas kertas seta memproduksikan suara yang tepat dan bermakna.Membaca nyaring pada hakikatnya merupakan suatu masalah lisan atau oral matter.Oleh karena itu, dalam pengajaran bahasa asingaktivitas membaca nyaring lebih ditujukan pada pengucapan (pronounciation) daripada pemahaman (comprehension).mengingat hal tersebut, maka bahan bacaan haruslah dipilih yang mengandung isi dan bahasa yang relatif mudah dipahami.(Broughton(et al) 1978:91).
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita perhatikan bahwa kegunaan membaca nyaring sangat terbatas.sedikit orang yang dituntut membaca nyaring dalam kegiatan rutin sehari-hari, seperti penyiar radio, pembicara televisi,pengacara, atau pastor.Demikianlah, dari segi mayoritas, kegunaan atau kepentingannya memang terbatas.(Broughton (et al) 1978:92)
2. Keterampilan-keterampilan yang Dituntut Dalam Membaca Nyaring
Dalam pembahasan sebelumnya telah dikemukakan bahwa membaca nyaring menuntut berbagai keterampilan.Daftar keterampilan berikut ini sangat menolong para guru dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam membaca nyaring.(Tarigan 2008:25).
Kelas I:
1) Mempergunakan ucapan yang tepat;
2) Mempergunakan frasa yang tepat(bukan kata demi kata);
3) Mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah terpahami;
4) Memiliki perawakan dan sikap yang baikserta merawat buku dengan baik;
5) Menguasai tanda-tanda baca sederhana seperti:
titik(.)
koma(,)
tanda tanya(?)
tanda seru(!).
Kelas II:
1) Membaca dengan terang dan jelas;
2) Membaca dengan penuh perasaan,ekspresi;
3) Membaca tanpa tertegun-tegun,tanpa terbata-bata,
Kelas III:
1) Membaca dengan penuh perasaan,ekspresi;
2) Mengerti serta memahami bahan bacaan.
Kelas IV:
1) Memahami bacaan pada tingkay dasar;
2) Kecepatan mata dan suara:tiga patah kata dalam satu detik.
Kelas V:
1) Membaca dengan pemahamn dan perasaan;
2) Aneka kecepatanmembaca nyaring bergantung pada bahan bacaan;
3) Dapat membaca tanpa terus menerus melihat pada bahan bacaan.
Kelas VI:
1) Membaca nyaring dengan perasaan atau ekspresi;
2) Membaca dengan penuh kepercayaan (pada diri sendiri) dan mempergunakan frase atau susunan kata yamg tepat.(Barbe and Abbot 1975:156-167;Dawson (et al) 1936;216).
3. Peningkatan Keterampilan-keterampilan Dalam Membaca Nyaring
Pembaca nyaring yang baik biasanya ingin sekali agar pendengarnya memahami apa yang ia sampaikan.Oleh sebab itu, pembaca hendaklah mengetahui keinginan serta kebutuhan pendangarnya,serta menginterpretasikan bahan bacaan secara tepat.(Tarigan 2008:27).
Agar dapat membaca nyaring dengan baik, pembaca haruslah menguasai keterampilan-keterampilan persepsi(Penglihatan dan daya tanggap) sehingga dia mengenal dan memahami kata-kata dengan cepat.Yang sama pentingnya dengan hal ini adalah kemampuan mengelompokkan kata-kata ke dalam kesatuan-kesatuan pikiran serta membacanya dengan baik dan lancar.Untuk membantu para pendengar menangkap serta memahami maksud pengarang , pembaca biasanya menggunakan berbagai cara, antara lain:
1) Dia menyoroti ide-ide baru dengan mempergunakan penekanan yang jelas;
2) Dia menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide lainnya;
3) Dia menerangkan kesatuan kata-kesatuan kata-kata yang tepat dan baik;
4) Menghubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suaranya agar tinggi sampai akhir dan tujuan tercapai;
5) Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik dan tepat.
Kebanyakan guru dapat memahami hal di atas.Namun sayang, kebanyakan membaca nyaring di dalam kelas terarah pada stu tujuan penilaian.Sebagai tambahan, terdapat suatu penekanan pada kecepatan sebagai suatu indikasi atau petunjuk pertumbuhan sang anak.Tidak mengherankan apabila sedikit sekali kegiatan membaca nyaring yang baik dan menarik.
Keterampilan membaca nyaring akan berkembang secara wajar, secara alamiahdalam membaca drama.Membaca drama menambah sejumlah nilai pada pembaca, antara lain:
1) Memperoleh kesenangan dalam dramatisasi yang terlihat pada pemupukan keyakinan anak-anak sehari-hari;
2) Memperkaya daya khayal, imajinasi dalam membaca fiksi;
3) Menanamkan disiplinyang tidak terdapat pada jenis-jenis membaca lainnya;
4) Mempertiggi pemahaman, pengembangan kosa kata,membaca frase/paragraf,ekspresi/perasaan,serta keterampilan-keterampilan berbicara secara umum.(Tarigan 1978:28).
Membaca drama menuntut pembaca memadukan antara bahasa verbak dan non verbal, menjiwai dan menghadirkan dirinya pada teks, siap siaga dengan kalimat berikutnya dan tanggap dengan respon selanjutnya.Anak tidak akan mampu menyampaikan maksud teks dengan tepat bila ia tidak memahami maksud teks tersebut.Oleh sebab itu, anak berusaha mengenali tanda-tanda yang terdapat dalam teks, menafsirkannya dengan imajinasinya.Bacaan elementer modern biasanya memuat drama-drama yang disusun untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.Akan tetapi,jangan dilupa bahwa anak-anak membutuhkan pengalaman lebih banyak dengan bacaan.(Anderson 1972:98-99)
B. Membaca Dalam Hati
1. Hakikat Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati pada dasarnya adalah membaca dengan mempergunakan ingatan visual(visual memory), melibatkan pengaktifan mata dan ingatan.
Tujuan utama membaca dalam hati (silent reading)adalah untuk memperoleh informasi.(Tarigan 2008:30).
Latihan membaca dalam hati harus dimulai sejak anak-anak bisa membaca sendiri.Pada tahap ini anak-anak harus diberikan bacaan tambahan, yang penekanannya diarahkan pada keterampilan menguasai bahan bacaan,memahami ide-ide dengan usahanya sendiri.
Tarigan dalam Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, mengemukakan bahwa membaca dalam hati merupakan kunci bagi semua ilmu pengetahuan.
Bila seseorang dapat membentuk knsep-konsep serta sikap-sikap pribadi, hal itu berarti dia telah memperluas kesatuan-kesatuan pikirannya serta memperoleh dasar pendapat.Dia akan menguasai cerita-cerita dan uraian-uraian sebagai suatu keseluruhan yang dalam kegiatan membaca nyaring kini hanya dapat memahami fragmen-fragmen yang lepas-lepas saja.Pada membaca dalam hati ini, anak mencapai kecepatan dalam pemahaman frase-frase, memperkaya kosa katanya,dan memperoleh keuntungandalam hal keakraban dengan sastra yang baik.Setelah membaca dalam hati, guru dapat menyuruh murid mengutarakan apa yang telah ia baca, hal ini mempernudahkan pengujian pertumbuhan daya pemahaman apresiasi mereka.(Cole 1950:244-245).
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap anggota msyarakat akan membaca bahan-bahan sesuai dengan selera/pilihannya masing-masing, tanpa paksaan dari pihak lain.Membaca secara perseorangan menurut selera masing-masing ini disebut personalizing reading.Pengajaran membaca perseorangan atau personalized reading merupakan suatu pendekatan terhadap organisasi kelas.Berdasarkan konsep bahwa setiap anak, setiap orang harus tahu mencari sendiri,melangkah sendiri,maju sendiri,program membaca perseorangan ini merupakan suatu bagian dari program keseluruhan yang mungkin mencakup program dasar, pengajaran perorangan dan pendekatan pengalaman bahasa.(Barbe and Abbott 1975:23).
Dalam garis besarnya, membaca dalam hati dibagi atas:
1) Membaca ekstensif;
2) Membaca intensif.
C. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas.Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin.Tujuan dan tuntutan membaca ekstensif adalah untuk memahami isi bacaan yang penting-penting dengan cepat sehingga dengan demikaianmembaca secara efesien dapat terlaksana.(Tarigan 2008:32)
Membaca ekstensif meliputi:
1) membaca survey (survey reading);
2) membaca skilas (skimming);
3) membaca dangkal (superficial reading).
1. Membaca Survey
Membaca survey merupakan kegiatan meneliti terlebih dahulu apa yang akan kita telaah/baca.Kita menyurvey bahan bacaan yang akan kita pelajari, yang akan kita telaah , dengan jalan:
a) memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku;
b) melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku yang bersangkutan.
c) memeriksa, meneliti bagan, skema,out line buku yang bersangkutan..(Tarigan 2008:33)
2. Membaca Sekilas
Membaca sekilasatau skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi.(Tarigan 1978:33)
Tujuan membaca sekilas adalah sebagai berikit:
a) untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku atau artikel, tulisan singkat;
b) untuk menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan;
c) untuk menemukan/menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan.(Albert (et al) 1961:30).
3. Membaca Dangkal
Membaca dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bacaan.Membaca dangkal biasanya dilakukan apabila kita membaca untuk kesenangan di waktu senggang; misalnya novel ringan, cerita pendekdan sebagainya.Dalam membaca, seperti halnya membaca karya ilmiah, dapat dilakukan dengan santai tetapi menyenangkan.(Broughton (et al) 1978:92).
Kita telah membahas membaca tiga jenis membaca yang termasuk ke dalam membaca ekstensif.
Membaca ekstensif ini biasanya dilakukan di luar kelas;tugas-tugas diberikan oleh guru beberapa kali secara teratur, dan di dalam kelas diperlukan sekelumit waktu untuk mengecek atau memeriksa apakah para pelajar mengerti ciri-ciri utama berita tersebut.(Brooks 1964:173).
D. Membaca Intensif
Membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama, telaah teliti, dan penangan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Kuesioner,latihan pola-pola kalimat,latihan kosa kata,telaah kata-kata,dikte,dan diskusi umum merupakan bagian dan teknik membaca intensif.Teks-teks bacaan yang benar-benar sesuai dengan maksud ini harus dipilih oleh guru, baik dari segi bentuk maupun isinya.Para pelajar atau mahasiswa yang berhasil pada tahap ini secara langsung akan berhuungan dengan kualitas serta keserasian pilihan bahan bacaan tersebut.(Brooks 1964:172-173).
Membaca intensif terbagi atas:
1) Membaca telaah isi (content study reading);
2) Membaca telaah bahasa (linguistic study reading).(Tarigan 1978:37).
Tujuan membaca intensif ini adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumen-argumen yang logis,urutan-urutan retoris atau pola-pola teks, pola-pola simbolisnya;nada-nada tambahanyang bersifat emosionaldan sosial, pola-pola sikap dan tujuan sang pengarang, dan juga sarana-sarana linguistk yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.(Tarigan 2008:37)
1. Membaca Telaah Isi
Menelaah isi suatu bacaanmenuntut ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir, serta keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bahan bacaan.
Membaca telaah isi dapat dibagi atas:
1) membaca teliti;
2) membaca pemahaman;
3) membaca kritis;
4) membaca ide.
a. Membaca Teliti
Membaca teliti ini menuntut suatu pemutaran pendidikan yang menyeluruh.Sama pentingnya dengan jenis kegiatan membaca lain, kita perlu membaca dengan teliti bahan bacaan yang kita sukai.membaca teliti ini membuthkan sejumlah keterampilan, antara lain:
1) survey yang cepat untuk memperhatiak/melihat organisasi dan pendekatan umum;
2) membaca secara seksama dan membaca ulang paragraf-paragraf untuk menemukan kalimat-kalimat judul dan perincian-perincian penting;
3) penemuan hubungan setiap paragraf dengan keseluruhan tulisan atau artikel.
1. Membaca Paragraf dengan Pengertian
Paragraf yang rapi biasanya mengandung sebuah pikiran pokok.Pikiran pokok tersebut ada yang diletakkan di awal paragraf dan ada pula yang diletakkan di akhir atau di tengah paragraf.Oleh sebab itu,kita perlu mengenali pikiran pokok tersebut serta melihat bagaiman caranya paragraf mengembangkan pikiran tersebut.
Perlu diketahui bahwa terdapat sejumlah cara untuk mengembangkan pikiran pokok suatu paragraf, antar lain:
a) dengan mengemukakan alasan-alasan;
b) dengan mengutarakan perincian-perincian;
c) dengan mengetngahkan satu atau lebih contoh;
d) dengan memperbandingkan mempertentangkan dua hal.(Albert (et al) 1961:35).
2. Membaca Pilihan yang lebih Panjang
Kita membaca paragraf, kita sedang mencari pokok pikiran paragraf tersebut.Apa yang dikemukakan paragraf tersebut,menunjang pengembangan pikiran pokok dalam keseluruhan bab atau artikel.
Kemampuan untuk menghubung-hubungkan paragraf-paragraf tunggal dan kelompok-kelompok paragraf dengan penggalan keseluruhantulisan sangat penting dalam membaca teliti.Begitu pula kemampuan untuk membedakan , antara paragraf-paragraf yang memuat serta menyajikan ide ide pokok atau ide-ide utama menerangkan ide-ide pada paragraf terlebih dahulu.(Albert(et al)1961:44)
3. Membuat Catatan
Siswa atau mahasiswa biasanya membuat catatan mengenai tugas-tugas bacanya.Sebagai tambahan terhadap nilai catatan-catatan itu sendiri,proses aktual pembuatan catatan tersebut akan membantu kita dalam tiga hal penting, yaitu:
a) menolong kita untuk memahami apa yang kita baca atau kita dengar;
b) membuat kita terus-menerus mencari fakta-fakta dan ide-ide penting;
c) membantu ingatan kita. Mencatat fakta-fakta serta ide-ide yang penting akan menanamkan kesan yang mendalam pada ingatan kita.
b. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman yang dimaksud di sini adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami:
1) standar-standar atu norma-norma kesastraan (literary standards);
2) resensi kritis (critical review);
3) drama tulis (printed drama);
4) pola-pola fiksi (pattrens of fiction).
1. Standar Kesastraan
Kalau beratus-ratus pembaca yang serius berbuat hal yang sama selama kurun waktu yang cukup lamasecara berkesinambungan, jelaslahbahwa di sini ada suatu yang mengandung kebenaran dan keindahan, sesuatu yang memenuhi kebutuhan umat manusia, sesuatu yang berkesinambungan memengaruhi para pembaca lama setelah pengaragnya meniggal dunia.Dalam hal serupa inilah,kesusatraan itu tercipta.
Para penulis kreatif dalam bidang-bidang fiksi, drama,puisi, biografi,autobiografi,esai popuer,dan sebagainya memiliki pengalaman yang ingin disamapikan kepada pembaca.
Sebagai seniman kreatif, pengarang sangat sensitif terhadap kekuatan dan keindahan kata-kata.Dia sadar benar akan seluk belu serta keelikannya;dia memahami anekarona konotasi kata,dia dapat dengan cepat menciptakan serangkaian impresi atau kesan yang mendalam;dia dapat memeras kata-kata sehingga menjadi suatu kekuatan;dia dapat memperluas serta mengembangkannya demi pengayaan perincian,detail dan daya pesona,dia dapat menyusun kata-kata yang penuh semangat dan hebat untuk menciptakan efek-efek yang hebat,menyusun kata-kata yang teang untuk menciptakan kedamaian serta pemikiran yang mendalam;dia merupakan seorang ahli seni sihir dalam hal sugesti;dia dapat membangkitkan imaji-imaji yang hidup yang dapat membuat tulisan atau karya yang hanya baikdan yang benar-benar mengagumkan.(Tarigan 2008:59).
Kesusatraan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, antar lain sebagai berikut:
a) puisi atau prosa;
b) fakta atai fiksi;
c) klasik atau modern;
d) subjektif atau objektif;
e) eksposisi atau normatif.
2. Resensi Kritis
Kita tidak punya banyak waktu untuk mebaca semua bahan bacaan.kita ingin menegtahui dan memerlukan informasi mengenai bahan bacaan yang sangat banyak.Resensi kritis dapat kita gunakan untuk mengetahui informasi tersebut.Rsensi kritis yang memuat tulisan singkat mengenai fiksi maupun non fiksi akan sangat membantu kita dalam mendapatkan informasi mengenai informasi terbaru dan pikiran-pikiran penulis di dunia.
Resensi juga bukan sekedar bahan referensi bagi para sarjana seperti di masa lalu.Resensi telah menjadi sarana yang sangat penting dalam dunia pendidikan.(Bachelor,Henry,and Salisbury,1951:2999;Salisbury,1955:402-403).
Demikian pentingnya resensi sebagai sarana mendapatkan informasi mengenai bahan bacaan.seorang pendidik akan sangat baik bila memiliki kekayaan wawasan dan pengetahuan yang luas mengenai bahan-bahan bacaan, bakat dan minat siswa.Salah satu cara adalah dengan membaca resensi.
3. Drama Tulis
Berkaitan dengan masalah apresiasi,masalah pengertian dan penghargaan, ada dua cara untuk menikmati sebuah drama/sandiwara.Yang pertama adalah pada tingkatan aksi primitif, dalam hal ini penontonatau pemirsa merasakan bergetar karena ketegangan,kekejaman,sehingga menimbulkan keinginanbesar untuk melihat bagimana cara itu diperankan.Yang kedua adalah tingkatan indvidual yang bersifat interpretatif, dalam hal inipembaca dapat menarik kesimpulan-kesimpulan, menvisualisasikan tokoh-tokoh, memproyeksikan akibat-akibat, serta mengadakan interpretasi-interpretasi ketika dia membaca,membawa kesempurnaan pengalamannya sendiri pada bacaan itu.(Tarigan 2008:63).
Seorang idealnya membaca drama terlebih dahulu baru kemudian pergi ke teater untuk menyaksikan pementasan drama tersebut.Dengan membaca drama tulis, seorang akan membangun konstruksi cerita dan emosi dalam pikirannya, menganalisis tokoh-tokoh dan mengabil suatu kesimpulan mengenai cerita dalam drama tersebut.orang tersebut akan melihat hal yang berbeda dari ia baca degan apa yang ia lihat di atas panggung.Hal inyang memiliki adalah pengalaman yang berbeda.Pengalaman yang memiliki nilai masing-masing dalam ukurannya sendiri.
4. Pola-pola fiksi
Fiksi adalah suatu istilah yag dipergunakan untuk membadakan uraian yang tidak bersifat historis, dengan penunjuk atau penekanan khusus pada segi sastranya.(Brooks, Purser and warren,1952:9).
Perbedaan utam antara fiksi dengan non fiksi terletakpada tujuan. Maksud dan tujuan dari cerita non fiksi adaah untuk menciptakan kembali apa yang telah terjadi secara aktual.Sementara fiksi mencoba memulai dengan mengatakan “seandainya”,memusatkan perhatian sepenuhnya pada realitas.
Kesimpulannya adalah bahwa cerita non fiksi bersifat aktualitas.Aktualitas adalah apa yang benar-benar terjadi;sedangkan realitas adalah apa-apa yang dapat terjadi.(Tarigan;1978:7-8).
a. Unsur-unsur Fiksi
Dalam penulisan fiksi perlu diperhatikan prinsip-prinsip serta masakah-masalah berikut ini:
1) permulaan dan eksposisi (beginning and exposition);
2) pemeriaan dan latar (description and setting);
3) suasana (atmosphere);
4) pilihan dan saran (selection and suggetion);
5) saat penting (key moment);
6) puncak,klimaks (climx);
7) pertentangan, konflik (conflict);
8) rintangan , komplikasi (comlication);
9) pola atau model (pattern or design);
10) kesudahan;kesimpulan (denoument);
11) tokoh dan aksi (character and actionI);
12) pusat minat (focus of interest);
13) Pusat tokoh (focis of c9haracter);
14) pusat narasi (focus of naration);
15) jarak (distance);
16) skala (scale);
17) langkah (pace);(Brook and Warren, 1959:644-8,dalam Tarigan 2008 :78-8).
Khusus bagi suatu cerita pendek yang lengkap,maka unsur-unsur di bawah ini harus dimiliki:
1) tema (theeme);
2) plot, perangkap atau konflik dramatik;
3) pelukisan watak (character deleneation);
4) ketegangan dan pembayangan (suspace and foreshadowing);
5) kesegaran dan suasana (immedicy and atmosphere);
6) point of veiw;
7) fokus terbatas dan kesatan (liited fokus and unity).(Lubis,1960:14 dalam Tarigan 2008:78).
Essay Guru#
Essay Guru
Realita yang terpatri mengenai kondisi guru di tanah air disebabkan masih banyaknya perlakuan diskriminatif. Aspek imbalan jasa, baik materi maupun non materi, pun jauh dari kepuasan dan keadilan. Mayoritas honor guru PNS luar Jakarta, apalagi guru honor. Bahkan segelintir dari mereka (guru honor) hanya mendapatkan kurang dari Rp 500.000 per bulan. Mengenaskan memang. Belum lagi tempat mengajar yang (lagi) jauh di bawah standar kemanusiaan: kelas bocor, lantai pecah, ruang kelas roboh, kekurangan alat bantu, halaman sempit dan kotor.
Birokratisasi profesi guru di zaman Orde Baru senyatanya menghasilkan mayoritas guru bermental pegawai. Orientasi jabatan ini sangat kental melekat dalam diri para guru. Jabatan guru utama tidak lagi dilihat sebagai tujuan puncak karier yang harus diraih seorang guru, melainkan lebih pada jabatan kepala sekolah atau jabatan-jabatan birokrasi lainnya di dinas-dinas pendidikan maupun di departemen pendidikan. Semangat profesionalismenya luntur seiring terjadinya disorientasi jabatan ini.
Disorientasi jabatan tersebut pada akhirnya semakin memperkokoh kekuasaan birokrasi dengan menjadikan guru sebagai bagian dari pegawai-pegawai bawahan yang harus tunduk patuh pada perintah atasan. Guru yang berani mengkritik, apalagi memprotes tindakan atasan yang tidak benar, dengan mudah diperlakukan sewenang-wenang seperti diintimidasi, dimutasi, diturunkan pangkatnya atau bahkan dipecat dari pekerjaannya. Beberapa kasus penindasan terhadap guru di berbagai daerah menunjukkan begitu kuatnya proses birokratisasi profesi guru sampai saat ini. Padahal UU Guru dan Dosen juga memberikan perlindungan hukum kepada guru dari tindakan sewenang-wenang birokrasi, baik dalam bentuk ancaman maupun intimidasi atas kebebasan guru untuk menyampaikan pandangan profesinya, kebebasan berserikat/berorganisasi, keterlibatan dalam penentuan kebijakan pendidikan dan pembelaan hak-hak guru.
Padahal UU Guru dan Dosen juga memberikan perlindungan hukum kepada guru dari tindakan sewenang-wenang birokrasi, baik dalam bentuk ancaman maupun intimidasi atas kebebasan guru untuk menyampaikan pandangan profesinya, kebebasan berserikat/berorganisasi, keterlibatan dalam penentuan kebijakan pendidikan dan pembelaan hak-hak guru.
Lalu pada pasal 39 Ayat 3 menegaskan bahwa guru mendapat perlindungan hukum dari tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi atau perlakuan tidak adil dari pihak birokrasi atau pihak lain.
Klausul ini mempertegas hak guru untuk terlibat dalam setiap pengambilan kebijakan pendidikan, mulai dari tingkat sekolah sampai penentuan kebijakan pendidikan di tingkat provinsi maupun pemerintahan pusat. Guru tidak boleh lagi ditempatkan sebagai bawahan yang hanya menerima berbagai kebijakan birokrasi, tetapi harus duduk bersama untuk merumuskan kebijakan yang partisipatif.
Realita yang terpatri mengenai kondisi guru di tanah air disebabkan masih banyaknya perlakuan diskriminatif. Aspek imbalan jasa, baik materi maupun non materi, pun jauh dari kepuasan dan keadilan. Mayoritas honor guru PNS luar Jakarta, apalagi guru honor. Bahkan segelintir dari mereka (guru honor) hanya mendapatkan kurang dari Rp 500.000 per bulan. Mengenaskan memang. Belum lagi tempat mengajar yang (lagi) jauh di bawah standar kemanusiaan: kelas bocor, lantai pecah, ruang kelas roboh, kekurangan alat bantu, halaman sempit dan kotor.
Birokratisasi profesi guru di zaman Orde Baru senyatanya menghasilkan mayoritas guru bermental pegawai. Orientasi jabatan ini sangat kental melekat dalam diri para guru. Jabatan guru utama tidak lagi dilihat sebagai tujuan puncak karier yang harus diraih seorang guru, melainkan lebih pada jabatan kepala sekolah atau jabatan-jabatan birokrasi lainnya di dinas-dinas pendidikan maupun di departemen pendidikan. Semangat profesionalismenya luntur seiring terjadinya disorientasi jabatan ini.
Disorientasi jabatan tersebut pada akhirnya semakin memperkokoh kekuasaan birokrasi dengan menjadikan guru sebagai bagian dari pegawai-pegawai bawahan yang harus tunduk patuh pada perintah atasan. Guru yang berani mengkritik, apalagi memprotes tindakan atasan yang tidak benar, dengan mudah diperlakukan sewenang-wenang seperti diintimidasi, dimutasi, diturunkan pangkatnya atau bahkan dipecat dari pekerjaannya. Beberapa kasus penindasan terhadap guru di berbagai daerah menunjukkan begitu kuatnya proses birokratisasi profesi guru sampai saat ini. Padahal UU Guru dan Dosen juga memberikan perlindungan hukum kepada guru dari tindakan sewenang-wenang birokrasi, baik dalam bentuk ancaman maupun intimidasi atas kebebasan guru untuk menyampaikan pandangan profesinya, kebebasan berserikat/berorganisasi, keterlibatan dalam penentuan kebijakan pendidikan dan pembelaan hak-hak guru.
Padahal UU Guru dan Dosen juga memberikan perlindungan hukum kepada guru dari tindakan sewenang-wenang birokrasi, baik dalam bentuk ancaman maupun intimidasi atas kebebasan guru untuk menyampaikan pandangan profesinya, kebebasan berserikat/berorganisasi, keterlibatan dalam penentuan kebijakan pendidikan dan pembelaan hak-hak guru.
Lalu pada pasal 39 Ayat 3 menegaskan bahwa guru mendapat perlindungan hukum dari tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi atau perlakuan tidak adil dari pihak birokrasi atau pihak lain.
Klausul ini mempertegas hak guru untuk terlibat dalam setiap pengambilan kebijakan pendidikan, mulai dari tingkat sekolah sampai penentuan kebijakan pendidikan di tingkat provinsi maupun pemerintahan pusat. Guru tidak boleh lagi ditempatkan sebagai bawahan yang hanya menerima berbagai kebijakan birokrasi, tetapi harus duduk bersama untuk merumuskan kebijakan yang partisipatif.
Selasa, 29 Oktober 2013
Bahasa Daerah Kulisusu#
Bahasa Daerah Kulisusu#
Teks 1
Daftar kata/kelompok kata
Kami kelas VI = ingkai kalasi onoo
Diberi tahu = ndo kuani kai
Siapa-siapa yang pintar = inai-inaiyopo bu miasano
Yang bermain catur = yo memaeno catur
Dapat/bisa mengikuti = membali polaha
Bertanding = pobhali’a
Ke depan = i ou
Bergembira = molihi
Kami berlatih dulu = ingkai pekampocuduipo mperiou
Setiap hari = saoleo-saoleo
Yang melatih kami = yo mocudui kai
Guru kami = guru mai
Olah raga = ola raga
Pintar bermain catur = biasa memae catur
Mula-mula = cumpe-cumpeno
Kami seleksi = ndo pile’i kai
Semua anak SD = saluwuinda ana SD
Yang dari = yo minaano
Katobu ini = Katobu ai
Yang mengikuti = yo molahano
Bisa laki-laki = membali tama
Bisa juga perempuan = membali duka cina
Pendek kata = ompudu gau
Asal pintar = somano biasa
Tiba saatnya = teleu
Kami bertanding = to pobhali
Paadahal aku terlambat = mangkaano naku teroda
Di sekolah = i raha nsikolah
Kalau terlambat = ka hinamo to teroda
Tidak bias lagi mengikuti = hinamo membali polaha
Kecewa aku = cuuna larongku
Aku mengikuti itu = ku polaha asoa
Karenanya = rounomo
Aku sudah capek juga = ungkude kumomalemo duka
Berlatih = mekampocudui
Setiap hari = saoleo-saoleo
Tempat kami bertanding = pobhali’a mai
Di SD 26 Katobu = i SD 26 Katobu
Perempuan = cina
Semua pintar = saluwuinda biasa
Tidak terkalahkan = hiina ndo tinalo
Yang mendapat juara = yo mo’awano juara
Mereka dikirim = ndo pokacu inda
Di Kendari = i Kandari
Di Jakarta = i Jakarta
Mendapat hadiah = po’awa hadia
Dari = minaa i
Menteri Olah Raga = Mentri Ola Raga
IV. Kebahasaan
Kalimat negatif
Kalimat negatif ditandai dengan kata-kata berikut:
Tidak = hiina
Tidak mau = mendeu
Bukan = inao
Pemakaian dalam kalimat:
Temanku tidak pintar menulis surat = walingku hiina i biasa moburi sura.
Teks 4
Daftar kata/kelompok kata
Kami jalan-jalan = ingkai kolingka-lingka
Dengan kakakku = te kaakangku
Di toko = i toko
Maksud kami = paraluu mai
Mencari-cari = mohalu-halu
Pakaiannya = pakeano
Siswa = ana nsikola
Melihat-lihat = moonto-onto
Dia pergi = i lako
Di belakang = i mbui
Aku mengetahuinya = ku toorio
Banyaknya orang = kaompoleno mia
Aku mendapat pakaian = ku po’awa pakea
Yang akan kubeli = yo bo inolingku
Aku menarik/menggandeng tangannya = ku hela’o/tonda’o limano
Kakakku = kaakangku
Kami pergi = to lako
Di tempat pakaian = i poasoa pakea
Tiba di situ = teesoa riasoa
Aku minta uang = ku pomoni doi
Tahu-tahu = tino’o-to’ori
Tiba aku menengadah = kai teleu kupengara
Mohama = mohama
Padahal bukan kakakku = mangkaano inao kaakangku
Ternyata = kuaiko
Yang aku gandeng tangannya ini = yo tinondaku limano ai
Padahal aku lihat = mangkaano kaku ontoho
Satpam = satpam
Di situlah = ri isomo
Aku malu-malu = kaku maea
Mana lagi = maina nopo duka
Aku ditertawai orang = ndo heera’i aku mia
Bertambah = kokanciwai
Rasa maluku = Kamaeangku .
Teks 5
Daftar kata/kelompok kata
Yang punya rumah = yo tomino raha
Menyimpan kopra = ponaa kulou
Di para-para = i tapaa
Digantung = i linohe
Di tentangan = i olotano
Dapur = rapi
Digilakan tikus = i molawuakono wola
Kemauannya/keinginannya = eheano
Tidak berapa lama kemudian = hiina i lembahi
Mereka pergi = ndo lako
Akan mencuri = bendo ponseewi
Mereka tidak tahu = nando to’orio
Ada juru jiku/sudut dapur = i siuno rapi
Di dapur = i rapi
Dinamakan kucing = ningeehakono meo
Perlahan-lahan = dee-deede
Menuju = porope
Ke dapur = i rapi
Tidak bergerak-gerak = hiina i kodiu-diu
Menunggu tikus = monsikori wola
Di pinggir dapur = i sisino rapi
Mereka lihatlah = ndo poontomo/ ndo ontohomo
Hanya saja = kadio
Sulit = marasai
Dicuri = sineewi
Naiklah satu ekor = poonemo saulu
Di tiang = i mancu
Sudah dekat = okudamo
Akan melompat = bei lonso
Ke para-para = i tapaa
Lansung diloncati = lausako lumonsopio
Lompatlah tikus = lonsomo wola
Mengenai = i konao
Kepala temannya = rapano walino
Berteriaklah = o’aimo
Injak sembarang = pempinda sabaramo
Di kepalanya temanmu = i rapano waliu
Kata tikus = taeno wola
Yang menginjak = yo mempindano.
Kalimat aktif
1. Pengertian 1
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya aktif melakukan sesuatu. Kalimat aktif masih dapat dibagi dua bagian, yakni:
a. kalimat aktif transitif = gau aktif transitif
b. kalimat aktif intransitif = gau aktif intransitive
2. Pengertian 2
Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya memerlukan objek.
Contoh :
a. Wa Ani menulis bahan pelajaran = Wa Ani poburi pinekamposisuako.
b. Ayahku membuat kapal = tamangku i poweweu bhangka.
c. Ibuku menjalankan oto/mobil = cinangku i pompalingka oto.
d. Kakakku memperbaiki computer = kaakangku i pompopoiko computer.
e. Sepupuku mengajar kelas 6 = topisangku i pompocudui kalasi onoo (6).
Teks 6
Daftar kata/kelompok kata
Ayamku ayam jantan = manungku manu ntama
Bulunya = wuluno
Merah = memea
Tajinya sudah bengkok = tajino i mangkedumo/songkiamo
Lurus lehernya maksudnya lurus suaranya = mongkote suarano
Berkokok = i totorea
Lawi-lawinya = lawi-lawino
Sudah panjang = i ondaumo
Itulah perbedaannya = a’isomo posalano
Dengan ayam betina = te manu ncina
Tidak bertaji = hina i kotaji
Tidak berlawi-lawi = hiina i kolawi-lawi
Bertelur = i pebio
Beranak = i ko’ana
Bulu ayam jantan = wulu manu ntama
Mnejadi sapu = i membali sambure
Disebut sapu = ningeehakono sambure
Bulu ayam = wulu manu
Mahal harganya = mohali olino
Alat menyapu-nyapu = bo pesambu-sambure
Meja kaca = meja kaca
VI. Kebahasaan
Kalimat pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau menderita. Biasanya kalimat pasif itu adalah kebalikan dari kalimat aktif transitif yang berobjek.
Contoh :
Pelajaran ditulis oleh Wa Ani = pinekamposisu ako i buri’o Wa Ani.
Kapal dibuat oleh ayahku = kapala i weweuo tamangku.
Mobil itu dijalankan oleh ibuku = oto asoa i palingka’o cinangku.
komputer diperbaiki kakakku = computer i popoikoho kaakangku.
Ayahku berjual barang = tamangku i po’aso bara.
Teks 7
Daftar kalimat/kelompok kata
Dahulu kala = cumpe-cumpeno
Seberapa lama; tak lama kemudian = hiina i lembahi ariako
Pesta = karamea
Undangan = ka ungke
Waktu/ketika = tempono
Susah hatinya = narakaa larono
Mau diapakan/apaboleh buat = beto hapaiyo
Tidak mempunyai songket = hiina i dumaa songket
Segera saya kembalikan = Sali-Sali kaku bansulengako
Dipinjamkannyalah = i paponsaru omo
Selesai/usai = arimo
Tidak pernah dikembalikan = hinamo i bansulengako
Itu sebabnya = aisomo
Itu sebabnya tidak memiliki tanduk = aisomo hiina i dumaa tanduno
Sebab tidak bertanduknya = rouno sai kakotandunomo
Dia mengejar/memburu = i polahari
Tidak segera dikembalikan = hiina i sali bumansulengako.
IV. Kebahasaan
PR
Daftarkan kata yang berawalan persona!
Perlu dijelaskan di sini bahwa awalan persona dimaksud di sini ialah awalan kata ganti orang, seperti awalan kata ganti orang pertama tunggal.
Sepeti pada kata:
Saya pergi = ungkude ku lako
Saya menulis = ungkude ku buri
Saya haus = ungkude ku mokokondo’u.
Teks 8
Daftar kata/kelompok kata
(penyakit) demam malaria itu = kapii sodo malaria iso
Penyakit berat/keras = kapii ntelau
Selesai/berhenti demam = ari/pentaa sodo
Timbul panas = lomba karara/kakula
Sakit kepala = mopii rapa
Rasa mau pecah kepala = maka bei tebhota rapa
Luar biasa = namo i mentela
Tiga-tiga hari =Tolu-tolu oleo
Dari mana = mina i maina
Biasanya = biasano
Berasal dari = minaa i
Disebut = ningeehakono
Nyamuk malaria = buroto/pepi malaria
Berjaga/waspadalah = to parataamo
Harus = tabeano
Tempat tinggal = po’iaha
Yang banyak malaria = yo ompolehano malaria
Sudah jelas = i mentodamo
Penyakit malaria = kapii malaria
Digigit nyamuk malaria = kinikii buroto malaria
Satu kali = samata
Sudah demam itu = i sodomo iko
Kau minum = kau pondo’u
Air dingin (tanpa dimasak) = e’e momapu (hiina i kinula)
Jagalah dirimu = jagaiomo wutou
Dipanasi = i kinula
(bila) tidur = kato pocuri
Pakailah kelambu = pompakemo kulambu
Kalau sudah demam = kaa tosodako
Cepat-cepat = mali-maliwa
Pergi ke dokter = lako i dotoro
Akan diberikan = bei cia kita
Obat = pakuli
Cepat = maliwa
Sembuh = tambo
III. Kebahasaan
1. Fungsi kalimat
1) Subjek dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan ‘apa’ kalau subjek itu bukan insan (orang/diorangkan).
= subjek membali tino’ori kato pecukana ‘hapa’ kao subjek aiso inao insan (mia/iminia’i).
Teks 8
1. Pengertian
Kalimat inti adalah kalimat yang belum mendapat perluasan berupa keterangan baik keterangan fungsi, seperti keterangan subjek, maupun keterangan kalimat.
= gau inti aiso yo gau hinapo i po’awa kalalesa ngkana kataranga, moiko kataranga fungsi, ngkanao kataranga subjek, mau kataranga gau.
Pola kalimat inti terdiri dari.
a. Frase benda (FB) + frase benda (FB)
b. Frase benda (FB) + frase kerja (FK)
c. Frase benda (FB) + frase sifat (FS)
d. Frase benda (FB) + frase bilangan (FBil)
Keterangan
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan frase (kelompok kata ) adalah rangkaian kata yang tidak berpredikat.
Misalnya:
Frase Benda
Belanga besar = kuro owose
Pisau tajam = poda mentaso
Anak kecil = ana ikidi
Orang berani; pemberani = mia mosega; i mosega
Oorang takut = mia mowara
Penakut = i mowara
Guru laki-laki = guru ntama
Guru perempuan = guru ncina.
Frase Kerja
Frase kerja atau kelompok kata kerja adalah kelompok kata yang intinya adalah kata kerja, kata lain yang mendahului atau mengikutinya adalah keterangannya.
Misalnya:
Hamper tiba = bei teleumo
Frase kerja yang serupa dengan itu ialah sebagai berikut ini.
Belajar baik-baik = pekamposisu moi-moiko
Tutup dulu = cucuwiopo mperiou
Pergi lagi = lakomo duka
Dating saja = kadimo uleu
Lihat kembali = ontoho mpendua
Frase Sifat
Frase sifat atau kelompok sifat adalah kelompok kata yang intinya adalah kata sifat, sedangkan kata yang mengikuti atau mendahuluinya adalah keterangan.
Misalnya:
Sakit keras = mopii ntelau
Penyakit yang dapat diobati = kapii yo membali tumepakuli
Panas di dalam = merara i laro
Dingin pada kulit = momapu i kuli.
Frase Bilangan
Frase bilangan adalah frase yang intinya adalah kata bilangan.
Misalnya:
Lima biji/lima buah = lima bhoto
Dua lembar = rua lewe
Tiga hari = tolu oleo
Empat potong = pato pole
Enam buah = nomo bhoto
Tujuh malam = picu malo
Sebelas orang = hopulu kaosade mia
Seratus orang = sa’ecu mia
Teks 9
Daftar kata /kelompok kata
Sekarang = ngkaa-ngkaa ai
Sudah jarang juga = i molaamo duka
yang memakai telepon = yo mompakeno talipo
karena sudah banyak = rouno i ompolemo
yang dinamakan HP =yo neingeehakono HP
biarpun anak-anak = mau ana-ana
memakai HP = pompake HP
satu rumah = saade raha/saraha
hamper semua = okuda saluwuo
HP digandrungi = HP inehe-ehe
Karena dapat dipakai = rouno membali pinake
Biar di mana = mau i maina
Dalam keadaan apa = laro po’ia bahapa-hapa
Asal dijaga = somano i jinaga’i
Pulsanya, batreinya = pulsaano, batereino/wacuno
Telepon dibayar = talipo binayara
Setiap bulan = sawula-sawula
Biarpun tidak dipakai = mau hiina i pinake
Sudah ada telepon = i daahomo talipo
Hanya menerima = kadi pontarima
Seperti telepon = ngkanao talipo
Kiri dan kanan = moiri te moana
Pada gambar itu = i gambara iso
Ada juga telepon = daaho duka talipo
Bisa menerima = membali pontarima
Bisa mengirim = membali pompokacu
Di tengah itu = i tonga iso.
VI. Kebahasaan
Daftar kata/kelompok kata
(dia) lulus ujian =i lulusumo ujian
Kelas enam = kalasi onoo
Pembacaan doa = pobacaha dhoa
Selesai ujian = ari ujian
Kakakku = kaakangku
Mohon dibacakan doa = pomoni pobacahakono dhoa
Teman-temannya = wali-waliahakono
Diundang juga = ndo ungke inda duka
Di Raha, di kampong = i Raha, i kampo
Banyak yang membawa = ompole mowawano
Bingkisan = bungkusu
Yang membaca doa = yo mobacano dhoa
Diundang = i inungke
Modem tua = moji mocu’a
Doanya berkah = dhoano barakati
Salah satu juga = sala saade duka
Tanda syukur = kasukuru
Kepada Tuhan = i kumawasano
Karena = rouno
Dia memberikan kepintaran = i cia’o kabiasa
Pikiran, kekuatan/kesehatan, rezeki = pikiri, kawaraka, rajakii
Moga-moga saja/moga-moga juga = sio-sionomo duka
Sekolah = sikola
Di tingkat lebih tinggi = i entaahano
Akan memberikan lagi = bei cia’opo duka
Kepintaran = kapintara
Bias lagi = membali duka
Juara = juara
Pola Kalimat Subjek Predikat (KSP)
a. Hari ini mereka berangkat = oleo ai ndo lako.
b. Telah sebulan anaknya pergi = sawulamo anano i lako.
c. Kemarin kami ujian = inindua ingkai to ujian.
d. Lima jam pekerjaannya selesai = lima jamu karajaano i arimo
Teks 1
Daftar kata/kelompok kata
Kami kelas VI = ingkai kalasi onoo
Diberi tahu = ndo kuani kai
Siapa-siapa yang pintar = inai-inaiyopo bu miasano
Yang bermain catur = yo memaeno catur
Dapat/bisa mengikuti = membali polaha
Bertanding = pobhali’a
Ke depan = i ou
Bergembira = molihi
Kami berlatih dulu = ingkai pekampocuduipo mperiou
Setiap hari = saoleo-saoleo
Yang melatih kami = yo mocudui kai
Guru kami = guru mai
Olah raga = ola raga
Pintar bermain catur = biasa memae catur
Mula-mula = cumpe-cumpeno
Kami seleksi = ndo pile’i kai
Semua anak SD = saluwuinda ana SD
Yang dari = yo minaano
Katobu ini = Katobu ai
Yang mengikuti = yo molahano
Bisa laki-laki = membali tama
Bisa juga perempuan = membali duka cina
Pendek kata = ompudu gau
Asal pintar = somano biasa
Tiba saatnya = teleu
Kami bertanding = to pobhali
Paadahal aku terlambat = mangkaano naku teroda
Di sekolah = i raha nsikolah
Kalau terlambat = ka hinamo to teroda
Tidak bias lagi mengikuti = hinamo membali polaha
Kecewa aku = cuuna larongku
Aku mengikuti itu = ku polaha asoa
Karenanya = rounomo
Aku sudah capek juga = ungkude kumomalemo duka
Berlatih = mekampocudui
Setiap hari = saoleo-saoleo
Tempat kami bertanding = pobhali’a mai
Di SD 26 Katobu = i SD 26 Katobu
Perempuan = cina
Semua pintar = saluwuinda biasa
Tidak terkalahkan = hiina ndo tinalo
Yang mendapat juara = yo mo’awano juara
Mereka dikirim = ndo pokacu inda
Di Kendari = i Kandari
Di Jakarta = i Jakarta
Mendapat hadiah = po’awa hadia
Dari = minaa i
Menteri Olah Raga = Mentri Ola Raga
IV. Kebahasaan
Kalimat negatif
Kalimat negatif ditandai dengan kata-kata berikut:
Tidak = hiina
Tidak mau = mendeu
Bukan = inao
Pemakaian dalam kalimat:
Temanku tidak pintar menulis surat = walingku hiina i biasa moburi sura.
Teks 4
Daftar kata/kelompok kata
Kami jalan-jalan = ingkai kolingka-lingka
Dengan kakakku = te kaakangku
Di toko = i toko
Maksud kami = paraluu mai
Mencari-cari = mohalu-halu
Pakaiannya = pakeano
Siswa = ana nsikola
Melihat-lihat = moonto-onto
Dia pergi = i lako
Di belakang = i mbui
Aku mengetahuinya = ku toorio
Banyaknya orang = kaompoleno mia
Aku mendapat pakaian = ku po’awa pakea
Yang akan kubeli = yo bo inolingku
Aku menarik/menggandeng tangannya = ku hela’o/tonda’o limano
Kakakku = kaakangku
Kami pergi = to lako
Di tempat pakaian = i poasoa pakea
Tiba di situ = teesoa riasoa
Aku minta uang = ku pomoni doi
Tahu-tahu = tino’o-to’ori
Tiba aku menengadah = kai teleu kupengara
Mohama = mohama
Padahal bukan kakakku = mangkaano inao kaakangku
Ternyata = kuaiko
Yang aku gandeng tangannya ini = yo tinondaku limano ai
Padahal aku lihat = mangkaano kaku ontoho
Satpam = satpam
Di situlah = ri isomo
Aku malu-malu = kaku maea
Mana lagi = maina nopo duka
Aku ditertawai orang = ndo heera’i aku mia
Bertambah = kokanciwai
Rasa maluku = Kamaeangku .
Teks 5
Daftar kata/kelompok kata
Yang punya rumah = yo tomino raha
Menyimpan kopra = ponaa kulou
Di para-para = i tapaa
Digantung = i linohe
Di tentangan = i olotano
Dapur = rapi
Digilakan tikus = i molawuakono wola
Kemauannya/keinginannya = eheano
Tidak berapa lama kemudian = hiina i lembahi
Mereka pergi = ndo lako
Akan mencuri = bendo ponseewi
Mereka tidak tahu = nando to’orio
Ada juru jiku/sudut dapur = i siuno rapi
Di dapur = i rapi
Dinamakan kucing = ningeehakono meo
Perlahan-lahan = dee-deede
Menuju = porope
Ke dapur = i rapi
Tidak bergerak-gerak = hiina i kodiu-diu
Menunggu tikus = monsikori wola
Di pinggir dapur = i sisino rapi
Mereka lihatlah = ndo poontomo/ ndo ontohomo
Hanya saja = kadio
Sulit = marasai
Dicuri = sineewi
Naiklah satu ekor = poonemo saulu
Di tiang = i mancu
Sudah dekat = okudamo
Akan melompat = bei lonso
Ke para-para = i tapaa
Lansung diloncati = lausako lumonsopio
Lompatlah tikus = lonsomo wola
Mengenai = i konao
Kepala temannya = rapano walino
Berteriaklah = o’aimo
Injak sembarang = pempinda sabaramo
Di kepalanya temanmu = i rapano waliu
Kata tikus = taeno wola
Yang menginjak = yo mempindano.
Kalimat aktif
1. Pengertian 1
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya aktif melakukan sesuatu. Kalimat aktif masih dapat dibagi dua bagian, yakni:
a. kalimat aktif transitif = gau aktif transitif
b. kalimat aktif intransitif = gau aktif intransitive
2. Pengertian 2
Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya memerlukan objek.
Contoh :
a. Wa Ani menulis bahan pelajaran = Wa Ani poburi pinekamposisuako.
b. Ayahku membuat kapal = tamangku i poweweu bhangka.
c. Ibuku menjalankan oto/mobil = cinangku i pompalingka oto.
d. Kakakku memperbaiki computer = kaakangku i pompopoiko computer.
e. Sepupuku mengajar kelas 6 = topisangku i pompocudui kalasi onoo (6).
Teks 6
Daftar kata/kelompok kata
Ayamku ayam jantan = manungku manu ntama
Bulunya = wuluno
Merah = memea
Tajinya sudah bengkok = tajino i mangkedumo/songkiamo
Lurus lehernya maksudnya lurus suaranya = mongkote suarano
Berkokok = i totorea
Lawi-lawinya = lawi-lawino
Sudah panjang = i ondaumo
Itulah perbedaannya = a’isomo posalano
Dengan ayam betina = te manu ncina
Tidak bertaji = hina i kotaji
Tidak berlawi-lawi = hiina i kolawi-lawi
Bertelur = i pebio
Beranak = i ko’ana
Bulu ayam jantan = wulu manu ntama
Mnejadi sapu = i membali sambure
Disebut sapu = ningeehakono sambure
Bulu ayam = wulu manu
Mahal harganya = mohali olino
Alat menyapu-nyapu = bo pesambu-sambure
Meja kaca = meja kaca
VI. Kebahasaan
Kalimat pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau menderita. Biasanya kalimat pasif itu adalah kebalikan dari kalimat aktif transitif yang berobjek.
Contoh :
Pelajaran ditulis oleh Wa Ani = pinekamposisu ako i buri’o Wa Ani.
Kapal dibuat oleh ayahku = kapala i weweuo tamangku.
Mobil itu dijalankan oleh ibuku = oto asoa i palingka’o cinangku.
komputer diperbaiki kakakku = computer i popoikoho kaakangku.
Ayahku berjual barang = tamangku i po’aso bara.
Teks 7
Daftar kalimat/kelompok kata
Dahulu kala = cumpe-cumpeno
Seberapa lama; tak lama kemudian = hiina i lembahi ariako
Pesta = karamea
Undangan = ka ungke
Waktu/ketika = tempono
Susah hatinya = narakaa larono
Mau diapakan/apaboleh buat = beto hapaiyo
Tidak mempunyai songket = hiina i dumaa songket
Segera saya kembalikan = Sali-Sali kaku bansulengako
Dipinjamkannyalah = i paponsaru omo
Selesai/usai = arimo
Tidak pernah dikembalikan = hinamo i bansulengako
Itu sebabnya = aisomo
Itu sebabnya tidak memiliki tanduk = aisomo hiina i dumaa tanduno
Sebab tidak bertanduknya = rouno sai kakotandunomo
Dia mengejar/memburu = i polahari
Tidak segera dikembalikan = hiina i sali bumansulengako.
IV. Kebahasaan
PR
Daftarkan kata yang berawalan persona!
Perlu dijelaskan di sini bahwa awalan persona dimaksud di sini ialah awalan kata ganti orang, seperti awalan kata ganti orang pertama tunggal.
Sepeti pada kata:
Saya pergi = ungkude ku lako
Saya menulis = ungkude ku buri
Saya haus = ungkude ku mokokondo’u.
Teks 8
Daftar kata/kelompok kata
(penyakit) demam malaria itu = kapii sodo malaria iso
Penyakit berat/keras = kapii ntelau
Selesai/berhenti demam = ari/pentaa sodo
Timbul panas = lomba karara/kakula
Sakit kepala = mopii rapa
Rasa mau pecah kepala = maka bei tebhota rapa
Luar biasa = namo i mentela
Tiga-tiga hari =Tolu-tolu oleo
Dari mana = mina i maina
Biasanya = biasano
Berasal dari = minaa i
Disebut = ningeehakono
Nyamuk malaria = buroto/pepi malaria
Berjaga/waspadalah = to parataamo
Harus = tabeano
Tempat tinggal = po’iaha
Yang banyak malaria = yo ompolehano malaria
Sudah jelas = i mentodamo
Penyakit malaria = kapii malaria
Digigit nyamuk malaria = kinikii buroto malaria
Satu kali = samata
Sudah demam itu = i sodomo iko
Kau minum = kau pondo’u
Air dingin (tanpa dimasak) = e’e momapu (hiina i kinula)
Jagalah dirimu = jagaiomo wutou
Dipanasi = i kinula
(bila) tidur = kato pocuri
Pakailah kelambu = pompakemo kulambu
Kalau sudah demam = kaa tosodako
Cepat-cepat = mali-maliwa
Pergi ke dokter = lako i dotoro
Akan diberikan = bei cia kita
Obat = pakuli
Cepat = maliwa
Sembuh = tambo
III. Kebahasaan
1. Fungsi kalimat
1) Subjek dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan ‘apa’ kalau subjek itu bukan insan (orang/diorangkan).
= subjek membali tino’ori kato pecukana ‘hapa’ kao subjek aiso inao insan (mia/iminia’i).
Teks 8
1. Pengertian
Kalimat inti adalah kalimat yang belum mendapat perluasan berupa keterangan baik keterangan fungsi, seperti keterangan subjek, maupun keterangan kalimat.
= gau inti aiso yo gau hinapo i po’awa kalalesa ngkana kataranga, moiko kataranga fungsi, ngkanao kataranga subjek, mau kataranga gau.
Pola kalimat inti terdiri dari.
a. Frase benda (FB) + frase benda (FB)
b. Frase benda (FB) + frase kerja (FK)
c. Frase benda (FB) + frase sifat (FS)
d. Frase benda (FB) + frase bilangan (FBil)
Keterangan
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan frase (kelompok kata ) adalah rangkaian kata yang tidak berpredikat.
Misalnya:
Frase Benda
Belanga besar = kuro owose
Pisau tajam = poda mentaso
Anak kecil = ana ikidi
Orang berani; pemberani = mia mosega; i mosega
Oorang takut = mia mowara
Penakut = i mowara
Guru laki-laki = guru ntama
Guru perempuan = guru ncina.
Frase Kerja
Frase kerja atau kelompok kata kerja adalah kelompok kata yang intinya adalah kata kerja, kata lain yang mendahului atau mengikutinya adalah keterangannya.
Misalnya:
Hamper tiba = bei teleumo
Frase kerja yang serupa dengan itu ialah sebagai berikut ini.
Belajar baik-baik = pekamposisu moi-moiko
Tutup dulu = cucuwiopo mperiou
Pergi lagi = lakomo duka
Dating saja = kadimo uleu
Lihat kembali = ontoho mpendua
Frase Sifat
Frase sifat atau kelompok sifat adalah kelompok kata yang intinya adalah kata sifat, sedangkan kata yang mengikuti atau mendahuluinya adalah keterangan.
Misalnya:
Sakit keras = mopii ntelau
Penyakit yang dapat diobati = kapii yo membali tumepakuli
Panas di dalam = merara i laro
Dingin pada kulit = momapu i kuli.
Frase Bilangan
Frase bilangan adalah frase yang intinya adalah kata bilangan.
Misalnya:
Lima biji/lima buah = lima bhoto
Dua lembar = rua lewe
Tiga hari = tolu oleo
Empat potong = pato pole
Enam buah = nomo bhoto
Tujuh malam = picu malo
Sebelas orang = hopulu kaosade mia
Seratus orang = sa’ecu mia
Teks 9
Daftar kata /kelompok kata
Sekarang = ngkaa-ngkaa ai
Sudah jarang juga = i molaamo duka
yang memakai telepon = yo mompakeno talipo
karena sudah banyak = rouno i ompolemo
yang dinamakan HP =yo neingeehakono HP
biarpun anak-anak = mau ana-ana
memakai HP = pompake HP
satu rumah = saade raha/saraha
hamper semua = okuda saluwuo
HP digandrungi = HP inehe-ehe
Karena dapat dipakai = rouno membali pinake
Biar di mana = mau i maina
Dalam keadaan apa = laro po’ia bahapa-hapa
Asal dijaga = somano i jinaga’i
Pulsanya, batreinya = pulsaano, batereino/wacuno
Telepon dibayar = talipo binayara
Setiap bulan = sawula-sawula
Biarpun tidak dipakai = mau hiina i pinake
Sudah ada telepon = i daahomo talipo
Hanya menerima = kadi pontarima
Seperti telepon = ngkanao talipo
Kiri dan kanan = moiri te moana
Pada gambar itu = i gambara iso
Ada juga telepon = daaho duka talipo
Bisa menerima = membali pontarima
Bisa mengirim = membali pompokacu
Di tengah itu = i tonga iso.
VI. Kebahasaan
Daftar kata/kelompok kata
(dia) lulus ujian =i lulusumo ujian
Kelas enam = kalasi onoo
Pembacaan doa = pobacaha dhoa
Selesai ujian = ari ujian
Kakakku = kaakangku
Mohon dibacakan doa = pomoni pobacahakono dhoa
Teman-temannya = wali-waliahakono
Diundang juga = ndo ungke inda duka
Di Raha, di kampong = i Raha, i kampo
Banyak yang membawa = ompole mowawano
Bingkisan = bungkusu
Yang membaca doa = yo mobacano dhoa
Diundang = i inungke
Modem tua = moji mocu’a
Doanya berkah = dhoano barakati
Salah satu juga = sala saade duka
Tanda syukur = kasukuru
Kepada Tuhan = i kumawasano
Karena = rouno
Dia memberikan kepintaran = i cia’o kabiasa
Pikiran, kekuatan/kesehatan, rezeki = pikiri, kawaraka, rajakii
Moga-moga saja/moga-moga juga = sio-sionomo duka
Sekolah = sikola
Di tingkat lebih tinggi = i entaahano
Akan memberikan lagi = bei cia’opo duka
Kepintaran = kapintara
Bias lagi = membali duka
Juara = juara
Pola Kalimat Subjek Predikat (KSP)
a. Hari ini mereka berangkat = oleo ai ndo lako.
b. Telah sebulan anaknya pergi = sawulamo anano i lako.
c. Kemarin kami ujian = inindua ingkai to ujian.
d. Lima jam pekerjaannya selesai = lima jamu karajaano i arimo
Amarah Seorang Ibu
Amarah Seorang Ibu#
Karya: Nur Hikma (A1D1 11103)
Marah memang marah
Tak ada permainan
Cacianpun tak dibendung
Menghujami telingaku
Kala itu
Kesadaran belum kupupuk
Semua ucapanmu bagaikan angin berlalu sebab
Pikiran kanak-kanak masih berkuasa
Tapi kini,,
Setiap butir kata dari bibirmu
Bak mutiara yang akan selalu kujaga
Suaramu bagaikan pengobat rindu di kala kusepi
Setiap kutermenung
Kembali kuteringat
Peluru-peluru ucapanmu yang tak tertahan
Seperti angin menampar lamunanku
Menyadarkan aku
Setajam apapun kau bertutur
Kaki ini takkan beranjak dari landasannya
Karena aku tahu
Kelembutan tetap terpancar dari sinar matamu
2013
Ibu
Oleh: Nur Hikma
Tubuhmu kaku
Matamu kaku
Mulutmu membisu
Napasmu terhenti sudah
Aku tahu
Tubuhmu terbaring dan takkan berdiri mendekapku lagi
Matamu takkan terjaga lagi tuk menungguku pulang
Tapi, ini bukan tentang kematianmu
Bukan itu
Karena aku tahu
Semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya
Kematian adalah sesuatu yang pasti
Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi
Aku sangat tahu itu
Tapi, yang membuatku tersentak sedemikian hebat
Kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri siapapun dengan sekejap saja
Tanah merah menjadi dukaku yang menjalar sekujur tubuh
Kini tentangmu kujadikan cerita sebelum tertidur
ku jadikan bayang kerinduan sebelum terlelap
Maafkanlah aku ibu
Hanyalah tangis dalam doa yang dapat kuberikan untukmu.
2013
Kenanganmu Ibu
Oleh: Nur Hikma
Ketika matahari telah berpamitan
Tak diundangpun
Malam akan hadir sertakan gelap tak terawang
Malam semakin jauh melangkah
Di sudut ruangan ini ku terdiam
Seiring hembusan angin
Berlorongkan jendela tak berkaca
Bertutupkan sehelai tirai kusam
Yang tak terbaca lagi warnanya
Benang-benang jahitannya
Mengundang genangan air di sudut mataku
Tinggallah sehelai tirai kusam yang kutatap
Aroma khasmu tak lagi bersemayam
Sejenak terlintas di benakku
Pesan terakhir yang kuterima darimu
Tak perlu ada lagi duka disini
Engkaulah yang akan mengakhirinya
Sertakan kepergianmu
2013
Mekar Tak Selamanya Indah
Oleh: Nur Hikma
Mekar bunga di pot segi empat
Di sudut taman pekarangan
Bunga mekar yang berbeda warna
Tumbuh bersama dari satu akar yang sama
Mekar bersama
Berbagi suka dan duka
Panas terik
Dingin menerpa pun takkan meruntuhkan
Kesetiaan pada satu akar
Suatu ketika
Mekar bunga di pot segi empat
Seakan terlihat tak saling menyapa
Sebab kumbang yang datang
Tak bisa singgah hanya pada satu bunga
Keindahan pun terlupakan
Gerangan kumbang tak dapat memilih
2013
Pagi yang Redup
Oleh: Nur Hikma
Pagi cerah datang menghampiri
Sinar mentari diam-diam mulai nampak di ufuk timur
Memancarkan sinarnya bak emas yang berkilauan
Dengan penuh kepercayaan
Sosok mentari tampak seutuhnya
Seakan ingin mengungkapkan dan menunjukkan pada dunia
Ialah yang paling berkuasa
Pagi cerah kicauan burung
Tanpa permisi, sinar mentari mulai menyusuri
Setiap lorong gelap di muka bumi
Seiring hembusan angin yang menebarkan aroma khas sejuk embun pagi
Pagi cerah yang selalu kusambut
Kini kurasa engkau berbeda
Sinar mentari yang dulu angkuh seakan lemah dan bersembunyi
Di balik tirai yang amat hitam pekat
Kini,
Dunia kupandang seakan beku di tengah derap
Kicauan burung yang dulu merdu kini meredup
Ya Tuhanku,
Adakah yang membuatmu tersinggung
Sehingga Engkau lampiaskan
Pada pagi cerah ini?
2013
Karya: Nur Hikma (A1D1 11103)
Marah memang marah
Tak ada permainan
Cacianpun tak dibendung
Menghujami telingaku
Kala itu
Kesadaran belum kupupuk
Semua ucapanmu bagaikan angin berlalu sebab
Pikiran kanak-kanak masih berkuasa
Tapi kini,,
Setiap butir kata dari bibirmu
Bak mutiara yang akan selalu kujaga
Suaramu bagaikan pengobat rindu di kala kusepi
Setiap kutermenung
Kembali kuteringat
Peluru-peluru ucapanmu yang tak tertahan
Seperti angin menampar lamunanku
Menyadarkan aku
Setajam apapun kau bertutur
Kaki ini takkan beranjak dari landasannya
Karena aku tahu
Kelembutan tetap terpancar dari sinar matamu
2013
Ibu
Oleh: Nur Hikma
Tubuhmu kaku
Matamu kaku
Mulutmu membisu
Napasmu terhenti sudah
Aku tahu
Tubuhmu terbaring dan takkan berdiri mendekapku lagi
Matamu takkan terjaga lagi tuk menungguku pulang
Tapi, ini bukan tentang kematianmu
Bukan itu
Karena aku tahu
Semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya
Kematian adalah sesuatu yang pasti
Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi
Aku sangat tahu itu
Tapi, yang membuatku tersentak sedemikian hebat
Kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri siapapun dengan sekejap saja
Tanah merah menjadi dukaku yang menjalar sekujur tubuh
Kini tentangmu kujadikan cerita sebelum tertidur
ku jadikan bayang kerinduan sebelum terlelap
Maafkanlah aku ibu
Hanyalah tangis dalam doa yang dapat kuberikan untukmu.
2013
Kenanganmu Ibu
Oleh: Nur Hikma
Ketika matahari telah berpamitan
Tak diundangpun
Malam akan hadir sertakan gelap tak terawang
Malam semakin jauh melangkah
Di sudut ruangan ini ku terdiam
Seiring hembusan angin
Berlorongkan jendela tak berkaca
Bertutupkan sehelai tirai kusam
Yang tak terbaca lagi warnanya
Benang-benang jahitannya
Mengundang genangan air di sudut mataku
Tinggallah sehelai tirai kusam yang kutatap
Aroma khasmu tak lagi bersemayam
Sejenak terlintas di benakku
Pesan terakhir yang kuterima darimu
Tak perlu ada lagi duka disini
Engkaulah yang akan mengakhirinya
Sertakan kepergianmu
2013
Mekar Tak Selamanya Indah
Oleh: Nur Hikma
Mekar bunga di pot segi empat
Di sudut taman pekarangan
Bunga mekar yang berbeda warna
Tumbuh bersama dari satu akar yang sama
Mekar bersama
Berbagi suka dan duka
Panas terik
Dingin menerpa pun takkan meruntuhkan
Kesetiaan pada satu akar
Suatu ketika
Mekar bunga di pot segi empat
Seakan terlihat tak saling menyapa
Sebab kumbang yang datang
Tak bisa singgah hanya pada satu bunga
Keindahan pun terlupakan
Gerangan kumbang tak dapat memilih
2013
Pagi yang Redup
Oleh: Nur Hikma
Pagi cerah datang menghampiri
Sinar mentari diam-diam mulai nampak di ufuk timur
Memancarkan sinarnya bak emas yang berkilauan
Dengan penuh kepercayaan
Sosok mentari tampak seutuhnya
Seakan ingin mengungkapkan dan menunjukkan pada dunia
Ialah yang paling berkuasa
Pagi cerah kicauan burung
Tanpa permisi, sinar mentari mulai menyusuri
Setiap lorong gelap di muka bumi
Seiring hembusan angin yang menebarkan aroma khas sejuk embun pagi
Pagi cerah yang selalu kusambut
Kini kurasa engkau berbeda
Sinar mentari yang dulu angkuh seakan lemah dan bersembunyi
Di balik tirai yang amat hitam pekat
Kini,
Dunia kupandang seakan beku di tengah derap
Kicauan burung yang dulu merdu kini meredup
Ya Tuhanku,
Adakah yang membuatmu tersinggung
Sehingga Engkau lampiaskan
Pada pagi cerah ini?
2013
RAYAP DAN BENDA MISTERIUS#
RAYAP DAN BENDA MISTERIUS#
Di sebuah taman, terdapat sebuah kincir air. Di samping kincir air tersebut ada sebuah kayu lapuk yang ditempati seekor Rayap. Rayap tersebut tidak tinggal sendirian, ia tinggal bersama teman-temannya Lalat dan Nyamuk.
Pada suatu hari, saat Rayap tengah istirahat, tiba-tiba ada sebuah benda aneh jatuh menghantamnya.
“Bruummmm,,,,,!!”
“Aaaaa,,,,,!!” Teriak Rayap dengan hidung dan mata yang sudah membengkak.
“Huf-huf,, sakitnya,,” Merintih Rayap kesakitan.
Setelah ia tersadar, ada sebuah benda aneh di sampingnya. Rayap kelihatan bingung, entah dari mana dan apa nama benda aneh tersebut. Bentuknya agak bulat lonjong, dan berwarna hitam.
Tiba-tiba dari kejauhan, terdengar suara.
“Apa yang sedang kamu lakukan Rayap? Dari tadi saya perhatikan kamu serius sekali.” Tanya Nyamuk kepada Rayap.
Rayap hanya menunjukkan benda aneh tersebut kepada Nyamuk tanpa mnegeluarkan sepatah kata pun.
“Wah, kamu ada kiriman dari kampung ya, Rayap?”. Nyamuk mulai mendekati Rayap.
“Bagi dong,,??” Goda Nyamuk kepada Rayap
“Sssttt,,,, jangan keras-keras kalau bicara”. Ujar Rayap secara bisik-bisik.
“Ini benda bukan kiriman dari kampung, saya sendiri juga bingung dari mana dan apa nama benda ini.” Bisik Rayap kepada Nyamuk.
“Benda ini jatuh dengan sendirinya dari langit”. Tambah Rayap lagi.
Nyamuk bingung dan bertanya-tanya dalam hati.
“Mana ada benda jatuh sendiri dari langit?”
Nyamuk tidak mendengarkan perkataan Rayap, dengan percaya diri ia mulai mendekati benda aneh tersebut. Nyamuk mulai meneliti benda itu. Tiba-tiba Nyamuk berteriak tanpa sebab.
“Aaaaaa,,, jangan-jangan ini adalah sebuah bom”. Nyamuk melayangkan tubuhnya dan segera bersembunyi di balik sebuah daun.
“Hus,, kamu jangan sembarangan bicara”. Teriak Lalat yang baru saja mendaratkan kakinya di atas sehelai daun.
“Sudah berapa lama benda misterius ini ada disini?” Tanya Lalat kepada kedua temannya, seolah-olah ia sedang melakukan tugas introgasi.
Nyamuk hanya diam seakan tidak tahu apa-apa. Sementara Rayap dari tadi bercucuran keringat dengan lutut bergetar tak karuan. Mukanya sudah pucat tak berwarna. Ternyata setelah mendengar pernyataan Nyamuk, bahwa benda tersebut adalah sebuah bom, Rayap sangat takut, gugup dan tidak bisa bergerak, sementara ia berada dekat sekali dengan benda aneh tadi. Rayap tengah mengkhayal tak sadar. Ia mengingat kata-kata orang tuanya sebelum mereka meninggal.
“Nak, ayah dan ibu akan ke kota untuk beberapa hari, kamu jaga rumah, jangan banyak keliaran”. Nasehat ayah Rayap kepada Rayap.
“Iya nak. Ibu akan membelikan makanan kesukaan kamu setelah pulang nanti, dan ingat, jangan lagi ketempat Semut, nanti kamu diapa-apakan selama ibu di kota”.
Semut adalah teman bermain Rayap, tapi Semut wataknya tidak baik, ia selalu iri kepada Rayap dan ingin selalu menang sendiri.
“Iya ayah, ibu tapi perginya jangan lama-lama, saya tidak berani sendiri di rumah”.
“Iya ibu tidak akan pergi lama”. Jawab Rayap dengan nada tangis.
Ibu Rayap lansung mameluk anaknya sebelum berangkat ke kota. Rayap sangat sedih melepas ayah dan ibunya. Entah mengapa Rayap sangat berat untuk membiarkan mereka pergi. Beberapa hari setelah ayah dan ibunya ke kota, Rayap mendengar cerita yang sangat panas-panasnya waktu itu, bahwa di kota telah terjadi sebuah kecelakaan yang disebabkan oleh ledakan bom. Setiap hari Rayap menangis karena tidak pernah mendengar kabar ayah dan ibunya. Setelah beberapa minggu berlalu Rayap dikagetkan dengan berita bahwa ayah dan ibunya termasuk korban ledakan bom tersebut. Sejak saat itu Rayap hidup sebantang kara. Ia memutuskan untuk meninggalkan rumah dan mencari tempat tinggal baru, semua dilakukannya agar ia tidak terlalu mengenang kenangan bersama orang tuanya.
Setelah berkelana entah berapa lama, tiba-tiba pada suatu hari Rayap tersadar berada di sebuah tempat, dimana di tempat itu sangat kotor dan bau. Ternyata ia di temukan oleh Lalat tak sadarkan diri di depan tong sampah. Rayap sangat terkejut dan merasa takut setelah melihat Lalat menghampirinya.
“Akhirnya kamu telah sadar, saya kira kamu telah mati”. Ucap Lalat dengan nada tegas.
Rayap hanya tersenyum getir.
“Mmm,, ka,,ka,, kalau bo,,boleh tahu, saya ada di,, di,, mana se,,sekarang?” Tanya Rayap kepada Lalat dengan nada getar, ditambah dengan mimik yang sangat pucat.
“Hahaahaaha,,, kenapa kamu bicara seperti itu, saya tidak akan menyakiti kamu.” Tertawa Lalat mendengar nada bicara Rayap.
Rayap hanya menunduk malu sambil tersenyum mengingat nada bicaranya sendiri. Tiba-tiba datang seekor Nyamuk dengan membawa sebuah makanan untuk mereka.
“Eh tamu kita dari kampung sudah sadar ya?” Ngeledek Nyamuk kepada Rayap, tapi ia hanya bercanda.
“Nyamuk, kamu jangan bicara seperti itu!” Bentak Lalat kepada Nyamuk.
“Hehe,, maaf, saya hanya bercanda”. Senyum Nyamuk kepada Lalat dan Rayap.
Beberapa saat mereka hanya saling melirik-lirik, tiba-tiba Nyamuk mengeluarkan hiburan andalannya, yaitu dengan bernyanyi, membuat suasana yang tadinya tegang sekarang menjadi santai dan penuh canda tawa. Sejak saat itulah mereka mulai menjalin hubungan persahabatan sampai mereka pindah di dekat kincir air yang ada di sebuah taman.
Tiba-tiba Rayap dikagetkan dengan pancuran air dari kincir. Rayap berlari sekuat tenaga tak tentu arah, traumanya dengan musibah yang menimpa ayah dan ibunya kembali ia ingat dengan kehadiran benda aneh dan misterius ini.
“Ayah,,, ibuuu,,,, jangan pergiiii,,,,”, teriak Rayap sambil meronta tak karuan.
Lalat dan Nyamuk kaget. Mereka hanya terdiam penuh tanya menyaksikan Rayap berteriak.
“Lariiiii,,,,”. Teriak Rayap mengagetkan Lalat dan Nyamuk. Mereka spontan berlari tak tentu arah.
“Huf-huf,,,”.
Rayap dengan langkahnya yang dipaksa cepat menuju tempat persembunyiannya seakan tak bernafas. Segala khayalan tentang kehancuran telah terbayang di benak Rayap, seakan ia berada di tengah perang, semburan api meriam bagaikan petir yang menyambar langit, asap dimana-mana, anak panah melayang kemana-mana, ditambah teriakan dan tangisan tak karuan, langkah kaki kuda sang pemimpin perang bagaikan detak jantungnya yang hampir copot.
Rayap kebanyakan mengkhyal akhirnya biar batang kayu di depannya tidak ia lihat dan lansung menghantamkan mukanya, membuat lamunannya lenyap seketika, hanyalah kunang-kunang yang ia lihat menari-nari di atas kepalanya.
“Brummm,,,,,,,,”,
“Ngeekk,, aduh mukaku hancur”. Ucap Rayap penuh sesal.
Mereka berlari karena melihat benda aneh tersebut bergerak, mereka mengira akan terjadi sebuah ledakan, tapi ternyata benda itu bergeser karena dikena pancuran air dari kincir.
Sebelum menyadari yang sebenarnya terjadi, mereka menundukkan kepala dengan kedua telinga tertutup, tapi anehnya, setelah beberapa saat tidak terjadi apa-apa. Mereka kelihatan bingung dengan nafas sejenak ditahan. Mereka hanya saling berpandanagn sambil tersenyum. Setelah keadaan hening dengan percaya dirinya Nyamuk mengubah suasana yang tadinya tegang menjadi ramai dengan mengeluarkan keahliannya dengan membawa sebuah lagu, suasanapun kembali tenang seperti semula.
Malam pun mulai tiba, suasana yang tadinya ribut tak karuan seakan lenyap ditelan gelapnya malam. Suasana panas seakan mundur sebelum memulai perdebatan dengan suara percik air yang hanya didengar saja terasa sejuk. Suasana seperti inilah yang selalu Rayap dan teman-temannya rasakan, ditambah suara jangkrik yang sangat mencirikan suasana malam yang sangat tenang. Dari kejauhan nampak Rayap duduk bagaikan hawa semedi yang sedang melakukan pertapaan. Ia duduk menghadap benda aneh yang dikiranya sebuah bom, Rayap berpikir bagaikan orang yang akan segera menghadapi ujian akhir sekolah.
“Sebenarnya benda apakah ini, mengapa ia bisa sampai di tempatnya?” Pikir Rayap dalam-dalam.
Tapi Rayap hanya pada saat itu merasa bingung. Setelah beberapa hari berlalu, keadaan kembali berjalan sebagaimana biasanya. Tiba-tiba, pada suatu hari, saat Rayap melintas di samping benda tersebut, ia kembali melihat dan memperhatikan benda itu.
“(Rayap diam tak bergerak)”, ia hanya memandangi benda aneh tadi. Setelah itu Rayap kembali histeris.
“Aaaa,,,,,, tolong-tolong,,”. Teriak Rayap tiba-tiba.
Lalat dan Nyamuk kaget, dan berhamburan keluar menuju dimana Rayap berada.
“Rayap, apa yang terjadi?” Tanya Lalat kepada Rayap.
Rayap mulai menjelaskan apa yang telah ia saksikan. Ternyata benda aneh tersebut sudah agak retak. Mereka mulai mendekati benda itu, namun tidak ada sesuatu yang terjadi.
Setelah lama berlalu benda tersebut mulai menampakkan sesuatu yang aneh. Dari bawah benda itu keluar sesuatu yang mirip dengan akar. Sejak saat itulah Rayap bertekad untuk menjaganya. Tapi, ternyata di sisi lain ada seekor Semut yang sudah lama memperhatikan benda tersebut. Ternyata ia adalah Semut yang selalu iri kepada Rayap. Niat jahatnya pun mulai ia susun dengan meminta bantuan teman-temannya. Setelah rencananya telah ia susun serapi mungkin, ia pun mulai menjalankan rencananya.
Pada suatu malam, pada saat Rayap tengah tidur pulas, Semut menjalankan rencananya.
“Sssttt,,, jangan kebanyakan ngomong, ayo segera bergegas”. Terdengar suara rebut-ribut dari arah benda aneh milik Rayap.
Rayap sempat terbangun, tapi ia kembali tidur karena ia kira hanya sedang bermimpi. Pagi harinya, Rayap histeris menyaksikan benda anehnya hanyalah tinggal landasanya yang ada. Ternyata suara yang didengarnya tadi malam bukanlah mimpi. Rayap segera menghubungi teman-temannya.
Mereka mulai melakukan diskusi. Rapat dimulai, dipimpin oleh komandan Lalat. Pembahasannya di bahas dengan seresmi mungkin. Seakan proyek ini benar-benar harus di susun dengan sangat teliti agar hasilnya dapat memuaskan.
“Saudara-saudara, kita akan melakukan suatu penyelidikan, ini ada kaitannya dengan saudara Rayap.” Ujar Lalat dengan penuh wibawa.
“Yee-yee,,,!!” semuanya gempar bersorak bersama.
“Tenang-tenang saudara-saudara, saya belum selesai bicara.” Potong Lalat lagi.
Semuanya diam dan patuh kepada Lalat.
“Saudara-saudara, sehubungan dengan menghilangnya benda aneh milik Rayap, kita akan turut membantunya untuk mencari agar dapat mudah untuk menemukannya dan kegiatan ini tentunya membutuhkan persatuan dari kita semua.” Pidato panjang lebar Lalat.
Semua bersorak setuju, seakan perang akan segera dimulai dengan jumlah pasukan sekian banyaknya, padahal mereka hanya berjumlah tiga ekor.
“Sebelum kita bergerak, jangan lupa membawa bekal masing-masing karena ini merupakan misi yang resmi.” Tambah Lalat lagi.
(Nyamuk dan Rayap mengangguk pasti)
Siang harinya, misi pun dilaksanakan. Lalat memimpin di depan. Rayap ditugaskan melaksanakan misinya di darat, sedangkan Nyamuk ditugaskan melaksanakan misinya di udara. Hari semakin jauh melangkah, hanya langkah kaki Rayap yang tidak pernah jauh melangkah sementara Nyamuk hanya berputar-putar, komandan Lalat menunggu bodoh. Sejak tadi belum ada juga laporan dari kedua detektif yang ditugaskan, Lalat semakin tidak tenang.
Tiba-tiba ada laporan dari agen Rayap, bahwa ia menemukan sebuah jejak.
“Lapor komandan, saya menemukan ini di tempat saya bertugas.” Lapor agen Rayap sambil menunjukkan potongan makanan kepada komandan Lalat.
‘Kerja bagus agen Rayap, misi ini pasti akan berjalan sesuai dengan yang direncanakan.” Ujar Lalat penuh percaya diri sambil meneliti potongan makanan tersebut.
“Dimana kamu menemukan barang ini agen Rayap?” Tanya komandan Lalat kepada agen Rayap.
“Tidak jauh dari balik batu di samping kanan kincir air komandan.” Jawab agen Rayap.
“Baiklah, sepertinya kita akan segera menemukan pelakunya.” Ujar komandan Lalat.
“Agen Nyamuk-agen Nyamuk, diharapakan segera kembali ke markas. ganti.” Ucap komandan Lalat seakan menggunakan alat komunikasi ala militer.
“Baik, akan segera dilaksanakan.” Jawab agen Nyamuk dari udara dan ternyata tidak berada jauh tepat di atas dimana Lalat dan Rayap berada.
Setelah mereka berkumpul di markas, mereka mulai membahas langkah selanjutnya, karena sasaran sudah ditebak-tebak. Setelah itu mereka mulai melanjutkan rencana mereka. Setelah disaksikan tebakan mereka tidak meleset, dari balik batu terlihat sekelompok kecil semut sedang mengerumuni benda aneh milik Rayap. Mereka dipimpin oleh seekor semut yang agak lebih besar yang tidak lain adalah semut yang selalu iri dengan Rayap. Pada saat itu juga komandan Lalat membagi tugas kepada agen-agennya yaitu Nyamuk dan Rayap. Pada saat bersamaan mereka muncul dan mengagetkan kerumunan semut yang tengah menggiring benda aneh milik Rayap, untuk dibawa ke sarang mereka.
“Angkat tangan dan hentikan pekerjaan kalian.”Spontan komandan Lalat menodongkan senjata kearah pimpinan semut. Para semut sangat kaget dan spontan menghentikan aktifitas mereka.
“Kalian ditahan atas tindakan pencurian, ini sangat melanggar hukum.” Ucap komandan Lalat mengancam.
Tanpa basa basi mereka lansung memborgol para semut. Sementara itu, komandan Lalat menghubungi pihak yang berwajib.
“Selamat siang menjelang sore, Sir. Ini dari komandan Lalat melaporkan, bahwa di tempat tidak jauh dari kediaman agen Rayap ada sebuah kasus dan semua telah dituntaskan. Saya harap anda akan segera mengirimkan bantuan agar tersangka dapat dikualifikasi ke pusat.” Lapor komandan Lalat kepada pihak berwajib.
“Baik, kami akan segera mengirim bantuan. Lima menit bantuan akan segera tiba di lokasi. Terima kasih atas informasinya, pak.” Terdengar jawaban dari pihak berwajib.
Di tengah Rayap sedang bergembira, telah menemukan benda aneh miliknya dan para semut saling menyalahkan, tiba-tiba dari jauh terdengar suara gemuruh bagaikan pesawat yang tidak lain adalah kerumunan Lebah sebagai pihak yang berwajib. Para semut pun segera dibawa oleh para Lebah untuk dikualifikasi. Lalat, Nyamuk dan Rayap kembali ke tempat tinggal mereka.
Malam pun tiba, Rayap sengaja menyiapkan makanan untuk rekan-rekannya yang telah membantunya menemukan benda aneh miliknya. Malam pun berlalu dengan penuh riang gembira diiringi nyanyian Nyamuk yang menjadi hiburan mereka. Rayap sangat bangga mempunyai teman-teman seperti Nyamuk dan Lalat walaupun mereka berbeda bentuk dan latar.
Setelah beberapa waktu berlalu, benda aneh milik Rayap tersebut telah berubah menjadi sebuah tumbuhan yang besar dan berbunga indah bagaikan matahari. Suasana tempat tinggal Rayap semakin indah dengan kehadiran benda aneh tersebut yang tidak lain adalah biji bunga matahari yang telah tumbuh menjadi sosok indah yang tidak aneh lagi bagi Rayap dan teman-temannya.
Tamat.
Di sebuah taman, terdapat sebuah kincir air. Di samping kincir air tersebut ada sebuah kayu lapuk yang ditempati seekor Rayap. Rayap tersebut tidak tinggal sendirian, ia tinggal bersama teman-temannya Lalat dan Nyamuk.
Pada suatu hari, saat Rayap tengah istirahat, tiba-tiba ada sebuah benda aneh jatuh menghantamnya.
“Bruummmm,,,,,!!”
“Aaaaa,,,,,!!” Teriak Rayap dengan hidung dan mata yang sudah membengkak.
“Huf-huf,, sakitnya,,” Merintih Rayap kesakitan.
Setelah ia tersadar, ada sebuah benda aneh di sampingnya. Rayap kelihatan bingung, entah dari mana dan apa nama benda aneh tersebut. Bentuknya agak bulat lonjong, dan berwarna hitam.
Tiba-tiba dari kejauhan, terdengar suara.
“Apa yang sedang kamu lakukan Rayap? Dari tadi saya perhatikan kamu serius sekali.” Tanya Nyamuk kepada Rayap.
Rayap hanya menunjukkan benda aneh tersebut kepada Nyamuk tanpa mnegeluarkan sepatah kata pun.
“Wah, kamu ada kiriman dari kampung ya, Rayap?”. Nyamuk mulai mendekati Rayap.
“Bagi dong,,??” Goda Nyamuk kepada Rayap
“Sssttt,,,, jangan keras-keras kalau bicara”. Ujar Rayap secara bisik-bisik.
“Ini benda bukan kiriman dari kampung, saya sendiri juga bingung dari mana dan apa nama benda ini.” Bisik Rayap kepada Nyamuk.
“Benda ini jatuh dengan sendirinya dari langit”. Tambah Rayap lagi.
Nyamuk bingung dan bertanya-tanya dalam hati.
“Mana ada benda jatuh sendiri dari langit?”
Nyamuk tidak mendengarkan perkataan Rayap, dengan percaya diri ia mulai mendekati benda aneh tersebut. Nyamuk mulai meneliti benda itu. Tiba-tiba Nyamuk berteriak tanpa sebab.
“Aaaaaa,,, jangan-jangan ini adalah sebuah bom”. Nyamuk melayangkan tubuhnya dan segera bersembunyi di balik sebuah daun.
“Hus,, kamu jangan sembarangan bicara”. Teriak Lalat yang baru saja mendaratkan kakinya di atas sehelai daun.
“Sudah berapa lama benda misterius ini ada disini?” Tanya Lalat kepada kedua temannya, seolah-olah ia sedang melakukan tugas introgasi.
Nyamuk hanya diam seakan tidak tahu apa-apa. Sementara Rayap dari tadi bercucuran keringat dengan lutut bergetar tak karuan. Mukanya sudah pucat tak berwarna. Ternyata setelah mendengar pernyataan Nyamuk, bahwa benda tersebut adalah sebuah bom, Rayap sangat takut, gugup dan tidak bisa bergerak, sementara ia berada dekat sekali dengan benda aneh tadi. Rayap tengah mengkhayal tak sadar. Ia mengingat kata-kata orang tuanya sebelum mereka meninggal.
“Nak, ayah dan ibu akan ke kota untuk beberapa hari, kamu jaga rumah, jangan banyak keliaran”. Nasehat ayah Rayap kepada Rayap.
“Iya nak. Ibu akan membelikan makanan kesukaan kamu setelah pulang nanti, dan ingat, jangan lagi ketempat Semut, nanti kamu diapa-apakan selama ibu di kota”.
Semut adalah teman bermain Rayap, tapi Semut wataknya tidak baik, ia selalu iri kepada Rayap dan ingin selalu menang sendiri.
“Iya ayah, ibu tapi perginya jangan lama-lama, saya tidak berani sendiri di rumah”.
“Iya ibu tidak akan pergi lama”. Jawab Rayap dengan nada tangis.
Ibu Rayap lansung mameluk anaknya sebelum berangkat ke kota. Rayap sangat sedih melepas ayah dan ibunya. Entah mengapa Rayap sangat berat untuk membiarkan mereka pergi. Beberapa hari setelah ayah dan ibunya ke kota, Rayap mendengar cerita yang sangat panas-panasnya waktu itu, bahwa di kota telah terjadi sebuah kecelakaan yang disebabkan oleh ledakan bom. Setiap hari Rayap menangis karena tidak pernah mendengar kabar ayah dan ibunya. Setelah beberapa minggu berlalu Rayap dikagetkan dengan berita bahwa ayah dan ibunya termasuk korban ledakan bom tersebut. Sejak saat itu Rayap hidup sebantang kara. Ia memutuskan untuk meninggalkan rumah dan mencari tempat tinggal baru, semua dilakukannya agar ia tidak terlalu mengenang kenangan bersama orang tuanya.
Setelah berkelana entah berapa lama, tiba-tiba pada suatu hari Rayap tersadar berada di sebuah tempat, dimana di tempat itu sangat kotor dan bau. Ternyata ia di temukan oleh Lalat tak sadarkan diri di depan tong sampah. Rayap sangat terkejut dan merasa takut setelah melihat Lalat menghampirinya.
“Akhirnya kamu telah sadar, saya kira kamu telah mati”. Ucap Lalat dengan nada tegas.
Rayap hanya tersenyum getir.
“Mmm,, ka,,ka,, kalau bo,,boleh tahu, saya ada di,, di,, mana se,,sekarang?” Tanya Rayap kepada Lalat dengan nada getar, ditambah dengan mimik yang sangat pucat.
“Hahaahaaha,,, kenapa kamu bicara seperti itu, saya tidak akan menyakiti kamu.” Tertawa Lalat mendengar nada bicara Rayap.
Rayap hanya menunduk malu sambil tersenyum mengingat nada bicaranya sendiri. Tiba-tiba datang seekor Nyamuk dengan membawa sebuah makanan untuk mereka.
“Eh tamu kita dari kampung sudah sadar ya?” Ngeledek Nyamuk kepada Rayap, tapi ia hanya bercanda.
“Nyamuk, kamu jangan bicara seperti itu!” Bentak Lalat kepada Nyamuk.
“Hehe,, maaf, saya hanya bercanda”. Senyum Nyamuk kepada Lalat dan Rayap.
Beberapa saat mereka hanya saling melirik-lirik, tiba-tiba Nyamuk mengeluarkan hiburan andalannya, yaitu dengan bernyanyi, membuat suasana yang tadinya tegang sekarang menjadi santai dan penuh canda tawa. Sejak saat itulah mereka mulai menjalin hubungan persahabatan sampai mereka pindah di dekat kincir air yang ada di sebuah taman.
Tiba-tiba Rayap dikagetkan dengan pancuran air dari kincir. Rayap berlari sekuat tenaga tak tentu arah, traumanya dengan musibah yang menimpa ayah dan ibunya kembali ia ingat dengan kehadiran benda aneh dan misterius ini.
“Ayah,,, ibuuu,,,, jangan pergiiii,,,,”, teriak Rayap sambil meronta tak karuan.
Lalat dan Nyamuk kaget. Mereka hanya terdiam penuh tanya menyaksikan Rayap berteriak.
“Lariiiii,,,,”. Teriak Rayap mengagetkan Lalat dan Nyamuk. Mereka spontan berlari tak tentu arah.
“Huf-huf,,,”.
Rayap dengan langkahnya yang dipaksa cepat menuju tempat persembunyiannya seakan tak bernafas. Segala khayalan tentang kehancuran telah terbayang di benak Rayap, seakan ia berada di tengah perang, semburan api meriam bagaikan petir yang menyambar langit, asap dimana-mana, anak panah melayang kemana-mana, ditambah teriakan dan tangisan tak karuan, langkah kaki kuda sang pemimpin perang bagaikan detak jantungnya yang hampir copot.
Rayap kebanyakan mengkhyal akhirnya biar batang kayu di depannya tidak ia lihat dan lansung menghantamkan mukanya, membuat lamunannya lenyap seketika, hanyalah kunang-kunang yang ia lihat menari-nari di atas kepalanya.
“Brummm,,,,,,,,”,
“Ngeekk,, aduh mukaku hancur”. Ucap Rayap penuh sesal.
Mereka berlari karena melihat benda aneh tersebut bergerak, mereka mengira akan terjadi sebuah ledakan, tapi ternyata benda itu bergeser karena dikena pancuran air dari kincir.
Sebelum menyadari yang sebenarnya terjadi, mereka menundukkan kepala dengan kedua telinga tertutup, tapi anehnya, setelah beberapa saat tidak terjadi apa-apa. Mereka kelihatan bingung dengan nafas sejenak ditahan. Mereka hanya saling berpandanagn sambil tersenyum. Setelah keadaan hening dengan percaya dirinya Nyamuk mengubah suasana yang tadinya tegang menjadi ramai dengan mengeluarkan keahliannya dengan membawa sebuah lagu, suasanapun kembali tenang seperti semula.
Malam pun mulai tiba, suasana yang tadinya ribut tak karuan seakan lenyap ditelan gelapnya malam. Suasana panas seakan mundur sebelum memulai perdebatan dengan suara percik air yang hanya didengar saja terasa sejuk. Suasana seperti inilah yang selalu Rayap dan teman-temannya rasakan, ditambah suara jangkrik yang sangat mencirikan suasana malam yang sangat tenang. Dari kejauhan nampak Rayap duduk bagaikan hawa semedi yang sedang melakukan pertapaan. Ia duduk menghadap benda aneh yang dikiranya sebuah bom, Rayap berpikir bagaikan orang yang akan segera menghadapi ujian akhir sekolah.
“Sebenarnya benda apakah ini, mengapa ia bisa sampai di tempatnya?” Pikir Rayap dalam-dalam.
Tapi Rayap hanya pada saat itu merasa bingung. Setelah beberapa hari berlalu, keadaan kembali berjalan sebagaimana biasanya. Tiba-tiba, pada suatu hari, saat Rayap melintas di samping benda tersebut, ia kembali melihat dan memperhatikan benda itu.
“(Rayap diam tak bergerak)”, ia hanya memandangi benda aneh tadi. Setelah itu Rayap kembali histeris.
“Aaaa,,,,,, tolong-tolong,,”. Teriak Rayap tiba-tiba.
Lalat dan Nyamuk kaget, dan berhamburan keluar menuju dimana Rayap berada.
“Rayap, apa yang terjadi?” Tanya Lalat kepada Rayap.
Rayap mulai menjelaskan apa yang telah ia saksikan. Ternyata benda aneh tersebut sudah agak retak. Mereka mulai mendekati benda itu, namun tidak ada sesuatu yang terjadi.
Setelah lama berlalu benda tersebut mulai menampakkan sesuatu yang aneh. Dari bawah benda itu keluar sesuatu yang mirip dengan akar. Sejak saat itulah Rayap bertekad untuk menjaganya. Tapi, ternyata di sisi lain ada seekor Semut yang sudah lama memperhatikan benda tersebut. Ternyata ia adalah Semut yang selalu iri kepada Rayap. Niat jahatnya pun mulai ia susun dengan meminta bantuan teman-temannya. Setelah rencananya telah ia susun serapi mungkin, ia pun mulai menjalankan rencananya.
Pada suatu malam, pada saat Rayap tengah tidur pulas, Semut menjalankan rencananya.
“Sssttt,,, jangan kebanyakan ngomong, ayo segera bergegas”. Terdengar suara rebut-ribut dari arah benda aneh milik Rayap.
Rayap sempat terbangun, tapi ia kembali tidur karena ia kira hanya sedang bermimpi. Pagi harinya, Rayap histeris menyaksikan benda anehnya hanyalah tinggal landasanya yang ada. Ternyata suara yang didengarnya tadi malam bukanlah mimpi. Rayap segera menghubungi teman-temannya.
Mereka mulai melakukan diskusi. Rapat dimulai, dipimpin oleh komandan Lalat. Pembahasannya di bahas dengan seresmi mungkin. Seakan proyek ini benar-benar harus di susun dengan sangat teliti agar hasilnya dapat memuaskan.
“Saudara-saudara, kita akan melakukan suatu penyelidikan, ini ada kaitannya dengan saudara Rayap.” Ujar Lalat dengan penuh wibawa.
“Yee-yee,,,!!” semuanya gempar bersorak bersama.
“Tenang-tenang saudara-saudara, saya belum selesai bicara.” Potong Lalat lagi.
Semuanya diam dan patuh kepada Lalat.
“Saudara-saudara, sehubungan dengan menghilangnya benda aneh milik Rayap, kita akan turut membantunya untuk mencari agar dapat mudah untuk menemukannya dan kegiatan ini tentunya membutuhkan persatuan dari kita semua.” Pidato panjang lebar Lalat.
Semua bersorak setuju, seakan perang akan segera dimulai dengan jumlah pasukan sekian banyaknya, padahal mereka hanya berjumlah tiga ekor.
“Sebelum kita bergerak, jangan lupa membawa bekal masing-masing karena ini merupakan misi yang resmi.” Tambah Lalat lagi.
(Nyamuk dan Rayap mengangguk pasti)
Siang harinya, misi pun dilaksanakan. Lalat memimpin di depan. Rayap ditugaskan melaksanakan misinya di darat, sedangkan Nyamuk ditugaskan melaksanakan misinya di udara. Hari semakin jauh melangkah, hanya langkah kaki Rayap yang tidak pernah jauh melangkah sementara Nyamuk hanya berputar-putar, komandan Lalat menunggu bodoh. Sejak tadi belum ada juga laporan dari kedua detektif yang ditugaskan, Lalat semakin tidak tenang.
Tiba-tiba ada laporan dari agen Rayap, bahwa ia menemukan sebuah jejak.
“Lapor komandan, saya menemukan ini di tempat saya bertugas.” Lapor agen Rayap sambil menunjukkan potongan makanan kepada komandan Lalat.
‘Kerja bagus agen Rayap, misi ini pasti akan berjalan sesuai dengan yang direncanakan.” Ujar Lalat penuh percaya diri sambil meneliti potongan makanan tersebut.
“Dimana kamu menemukan barang ini agen Rayap?” Tanya komandan Lalat kepada agen Rayap.
“Tidak jauh dari balik batu di samping kanan kincir air komandan.” Jawab agen Rayap.
“Baiklah, sepertinya kita akan segera menemukan pelakunya.” Ujar komandan Lalat.
“Agen Nyamuk-agen Nyamuk, diharapakan segera kembali ke markas. ganti.” Ucap komandan Lalat seakan menggunakan alat komunikasi ala militer.
“Baik, akan segera dilaksanakan.” Jawab agen Nyamuk dari udara dan ternyata tidak berada jauh tepat di atas dimana Lalat dan Rayap berada.
Setelah mereka berkumpul di markas, mereka mulai membahas langkah selanjutnya, karena sasaran sudah ditebak-tebak. Setelah itu mereka mulai melanjutkan rencana mereka. Setelah disaksikan tebakan mereka tidak meleset, dari balik batu terlihat sekelompok kecil semut sedang mengerumuni benda aneh milik Rayap. Mereka dipimpin oleh seekor semut yang agak lebih besar yang tidak lain adalah semut yang selalu iri dengan Rayap. Pada saat itu juga komandan Lalat membagi tugas kepada agen-agennya yaitu Nyamuk dan Rayap. Pada saat bersamaan mereka muncul dan mengagetkan kerumunan semut yang tengah menggiring benda aneh milik Rayap, untuk dibawa ke sarang mereka.
“Angkat tangan dan hentikan pekerjaan kalian.”Spontan komandan Lalat menodongkan senjata kearah pimpinan semut. Para semut sangat kaget dan spontan menghentikan aktifitas mereka.
“Kalian ditahan atas tindakan pencurian, ini sangat melanggar hukum.” Ucap komandan Lalat mengancam.
Tanpa basa basi mereka lansung memborgol para semut. Sementara itu, komandan Lalat menghubungi pihak yang berwajib.
“Selamat siang menjelang sore, Sir. Ini dari komandan Lalat melaporkan, bahwa di tempat tidak jauh dari kediaman agen Rayap ada sebuah kasus dan semua telah dituntaskan. Saya harap anda akan segera mengirimkan bantuan agar tersangka dapat dikualifikasi ke pusat.” Lapor komandan Lalat kepada pihak berwajib.
“Baik, kami akan segera mengirim bantuan. Lima menit bantuan akan segera tiba di lokasi. Terima kasih atas informasinya, pak.” Terdengar jawaban dari pihak berwajib.
Di tengah Rayap sedang bergembira, telah menemukan benda aneh miliknya dan para semut saling menyalahkan, tiba-tiba dari jauh terdengar suara gemuruh bagaikan pesawat yang tidak lain adalah kerumunan Lebah sebagai pihak yang berwajib. Para semut pun segera dibawa oleh para Lebah untuk dikualifikasi. Lalat, Nyamuk dan Rayap kembali ke tempat tinggal mereka.
Malam pun tiba, Rayap sengaja menyiapkan makanan untuk rekan-rekannya yang telah membantunya menemukan benda aneh miliknya. Malam pun berlalu dengan penuh riang gembira diiringi nyanyian Nyamuk yang menjadi hiburan mereka. Rayap sangat bangga mempunyai teman-teman seperti Nyamuk dan Lalat walaupun mereka berbeda bentuk dan latar.
Setelah beberapa waktu berlalu, benda aneh milik Rayap tersebut telah berubah menjadi sebuah tumbuhan yang besar dan berbunga indah bagaikan matahari. Suasana tempat tinggal Rayap semakin indah dengan kehadiran benda aneh tersebut yang tidak lain adalah biji bunga matahari yang telah tumbuh menjadi sosok indah yang tidak aneh lagi bagi Rayap dan teman-temannya.
Tamat.
Langganan:
Postingan (Atom)